Pengertian Plat Lantai: Fungsi, Jenis, Material, Metode Pembuatan

Plat lantai merupakan struktur bangunan yang tidak berada di atas tanah secara langsung. Bisa dikatakan struktur ini terletak pada tingkat kedua, ketiga dan seterusnya. Umumnya, struktur ini dikelilingi oleh balok beton yang ditopang oleh kolom bangunan.

Pengertian Plat Lantai

Plat lantai adalah bangunan bidang tipis yang umumnya digunakan untuk struktur bangunan. Plat ini dibangun dengan bertumpu pada bagian kolom dan balok bangunan.

Plat harus dibangun dengan baik dan sesuai agar memiliki sifat yang rata, lurus dan kaku. Pembuatan struktur plat harus memperhatikan ukuran ketebalan sehingga mampu berfungsi secara optimal.

Penentuan ketebalan plat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti material yang digunakan, jarak antar balok pendukung, lebar bentangan dan besar lendutan yang diizinkan.

Tingkat ketebalan plat umumnya adalah 12 cm dengan menggunakan lapisan besi beton yang sesuai dengan ukuran idealnya.

Fungsi Plat Lantai

Plat pada lantai dibangun untuk beberapa tujuan tertentu. Berikut simak beberapa fungsi dari pembuatan plat lantai.

  • Menjadi tempat penempatan kabel listrik serta lampu untuk ruang bawah.
  • Menjadi pemisah antar ruangan yang ada di bawah dan atas pada sebuah bangunan bertingkat.
  • Mampu meredam suara dari ruang atas dan ruangan yang ada di bawahnya.
  • Memperkuat dan mengoptimalkan kemampuan struktur bangunan.
  • Sebagai pondasi yang membuat kaku konstruksi pada bidang horizontal.
  • Sebagai tempat berpijak bagi penghuni yang ada di lantai atas.
  • Melengkapi struktur bangunan agar lebih kokoh.
  • Menjaga struktur bangunan tetap stabil dan bisa berfungsi dengan sesuai.

Jenis Plat Lantai

Berdasarkan bahannya, plat lantai memiliki beberapa macam. Setiap jenis tentu memiliki karakteristik yang berikut. Simak informasinya berikut ini.

Plat Lantai Beton

Plat ini dibangun dengan menggunakan material beton bertulang yang memiliki kemampuan unggul dan lebih kuat. Ketebalan minimal plat yang dibuat dari bahan beton adalah sebesar 12 cm untuk bagian lantai dan untuk plat atap sekitar 7 cm.

Plat beton diisi dengan tulang baja sedang yang ditumpuk dalam bentuk silang dengan diameter minimal 8 mm. Plat bagian lantai dengan ketebalan yang lebih dari 25 cm harus didukung dengan tulang baja rangkap pada bagian atas dan bawah.

Jarak ideal antara tulangan pokok sekitar 2,5 – 20 cm atau 2x tebal plat. Agar terlindungi dari korosi, tulangan baja harus dibungkus dengan beton yang memiliki ketebalan minimal 1 cm.

Beton yang digunakan biasanya terbuat dari campuran pasir, kerikil, air, semen dan admixture dengan perbandingan campuran yang sesuai.

Plat Lantai Kayu

Papan kayu yang umumnya digunakan untuk pembuatan plat memiliki ukuran lebar 20-30 cm dengan tebal 2-3 cm. Untuk panjang papan kayu yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Papan tersebut harus didukung dengan balok berukuran sesuai dengan jarak 60-80 cm agar struktur dapat dibangun dengan sempurna. Balok kayu akan dipasang di atas balok beton yang mendukung kekuatannya.

Kelebihan plat ini adalah anggaran yang dikeluarkan relatif kecil, bobotnya ringan dan gampang dibuat. Namun sebaiknya plat ini diterapkan pada struktur konstruksi sederhana.

Selain memiliki kelebihan, plat ini memiliki beberapa kekurangan seperti mudah terbakar, cenderung tidak tahan lama, tidak bisa dilapisi ubi dan sangat terpengaruh terhadap cuaca.

Plat Kayu Semen

Sesuai dengan namanya, plat ini dibuat dari potongan kayu dengan ukuran sekitar 80-90 cm yang dicampur dengan bahan semen. Ini merupakan bahan bangunan yang terbilang cukup baru sehingga masih jarang digunakan untuk bahan pembuatan struktur plat pada lantai.

Pembangunan plat dimulai dengan memasang kayu dengan bingkai sekitar 5/7 dengan jarak 40 cm. Setelah itu, susunan kayu akan dipasang ring balk. Bagian atasnya akan di cor dengan menggunakan beton.

Tahap terakhir, lembaran kayu semen akan dipasang berjejer dengan kerapatan yang sesuai di atas beton. Agar lebih kokoh, struktur ini dipasang dengan menggunakan baut.

Metode Pembuatan Plat Lantai

Plat lantai bisa dibuat melalui beberapa metode. Saat ini banyak sekali metode yang dikembangkan sehingga untuk membuat plat dengan mudah dan berkualitas. Metode konvensional dilakukan dengan mengerjakan seluruh pembangunan yang ada di lapangan.

Meskipun metode ini mampu membuat struktur plat bisa terkontrol dengan baik, namun proses pengerjaannya bisa memakan waktu yang lama. Hal tersebut tentu akan berdampak pada biaya pembangunan yang besar. Berikut beberapa metode lain yang bisa dilakukan.

Full Precast

Metode pengerjaan plat ini dilakukan di pabrik sejak awal, kemudian akan dipindahkan dan dikirim ke lapangan untuk diaplikasikan. Seluruh proses pembuatan plat akan dilakukan di pabrik.

Ini merupakan jenis metode yang paling singkat dibandingkan dengan yang lainnya. Proses pengerjaannya pun lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa dikontrol dengan baik.

Half Sulb

Metode ini menerapkan sistem pembangunan sebagian struktur di lokasi secara langsung dan setengahnya lagi dibuat di pabrik dengan menggunakan sistem precast.

Setelah itu bagian yang dibuat di area pabrik akan dikirimkan ke lokasi proyek untuk segera dipasang. Kelebihan metode ini adalah estimasi waktu pengerjaan yang lebih efektif dan singkat.

Bondek

Metode yang digunakan untuk menghemat biaya pembangunan sebagai lebih efektif dikenal dengan nama bondek. Metode ini diterapkan dengan mengganti tulangan baja yang terdapat di bawah dengan plat bondek.

Metode ini digunakan untuk menghemat penggunaan tulang baja dan material bangunan lain yang dibutuhkan. Pada tulangan bagian atas dapat diganti dengan menggunakan wiremesh sehingga pembangunannya dapat berjalan dengan efisien.

Pemilihan metode pembuatan plat lantai sangat mempengaruhi hasil dari struktur bangunan yang akan dibangun. Dengan begitu fungsi utama dari plat bisa bekerja secara optimal.

Leave a Comment