Pondasi Strauss Pile, salah satu metode konstruksi yang dikerjakan tanpa bantuan peralatan mesin. Mungkin Anda pernah mendengar atau menerapkannya di beberapa jenis bangunan. Metode ini memang seringkali dipilih untuk kualitas beton agar lebih terjaga.
Bagaimana penerapan metode strauss pile dalam sebuah konstruksi bangunan? Apa kelebihan dan kekurangannya? Anda bisa memperoleh jawabannya dengan mengikuti ulasan di bawah ini.
Apa Itu Pondasi Strauss Pile?
Strauss pile adalah salah satu jenis pondasi struktur konstruksi bangunan yang dikerjakan tanpa peralatan mesin yang dibangun dengan cara tanah digali secara manual menggunakan alat bor auger.
Pengeboran dilakukan dengan peralatan khusus yang digerakkan tenaga manusia. Meski demikian, peralatan tersebut cukup sederhana dan tidak terlalu bising.
Metode ini dikerjakan tanpa bantuan peralatan mesin yang kompleks, hal inilah yang menjadikannya ringkas dan simple.
Pembuatan pondasi ini pada umumnya untuk konstruksi rumah atau bangunan 2-3 lantai, gudang, ruko, pagar, dan lain-lain.
Lubang bor untuk mendirikan pondasi lebih bersih dari lumpur, sehingga kualitas beton lebih kokoh dan kuat.
Sebenarnya pondasi ini memiliki fungsi yang sama dengan pondasi bore pile. Perbedaannya terletak pada pengaplikasiannya pada tanah dalam kondisi lunak.
Selain itu, kedalaman lubang bor sekitar 6 meter sampai 10 meter. Sedangkan untuk diameternya sekitar 30 sentimeter.
Metode Kerja Pondasi Strauss Pile
1. Persiapan Kerja
Tahapan pertama metode strauss pile adalah persiapan alat-alat. Pada langkah ini tidak akan memakan waktu lama, bahkan hanya beberapa menit saja.
Setting peralatan yang dibutuhkan di antaranya adalah pipa, mata bor, stang, dan peralatan pendukung lainnya.
2. Pengeboran
Setelah peralatan disiapkan, kemudian tanah yang lunak dibor. Ukuran pengeboran disesuaikan dengan aturan metode tiang strauss, yaitu sekitar 25 cm-30 cm.
Tanah dibor dengan mata bor yang diputar dan ditekan dengan sampai beban tekanan sudah maksimal.
Setelah itu, tanah yang menempel pada mata bor diangkat dan dibuang tanahnya.
Langkah ini dilakukan secara berulang-ulang sampai mencapai kedalaman pondasi yang diinginkan.
Tak jarang pengeboran juga dilakukan sampai titik tanah menjadi keras, kurang lebih jika sudah 6 meter.
Teknik pengeboran ini dikerjakan oleh dua orang tenaga kerja per alat. Beberapa mungkin menggunakan 3-4 orang jika beban maksimal belum terpenuhi.
3. Pembesian
Teknik pembesian strauss pile dilakukan dengan membuat besi berbentuk spiral. Pada umumnya, ukuran yang direkomendasikan adalah 8 mm, sedangkan jarak masing-masing sekitar 15 cm-20 cm.
Besi dipotong untuk jari-jari, kebanyakan besi 13 ulir berisi 5 batang. Setelah itu, komponen besi tersebut dirangkai menjadi kerangka tulangan berbentuk spiral.
4. Pengecoran
Tahapan pengecoran merupakan langkah terakhir dalam konstruksi pondasi strauss pile. Poin penting pada teknik ini adalah dengan memperhatikan kondisi lubang bor yang sudah dibuat.
Apabila pengeboran dilakukan di bekas rawa, biasanya lubang tersebut akan dipenuhi air. Untuk mengatasinya, pengecoran beton harus menggunakan pipa paralon sebagai pengantar cor.
Dengan demikian, cairan beton tidak bercampur dengan air lumpur. Kualitas beton pun jadi lebih baik.
Hal ini berbeda jika lubang cor dalam kondisi baik dan tidak berair. Adonan cor bisa langsung dituangkan ke dalam lubang.
Lubang cor pondasi jenis strauss pile sebelum dituang cairan beton:
Lubang cor pondasi jenis strauss pile setelah dituang cairan beton:
Perhitungan Pondasi Strauss Pile
Perhitungan untuk membuat pondasi dengan teknik strauss pile tentu berbeda-beda, bergantung pada jenis proyek. Selain itu, perhitungan ini juga memperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
- Diameter dan kedalaman lubang cor.
- Kondisi tanah, apakah lunak atau kering. Kondisi tanah yang kering tentu membutuhkan tenaga yang berlebih, bahkan bisa dilakukan sampai 4 orang per alat manual.
Untuk lebih memahami perhitungan pondasi dengan teknik strauss pile pada bangunan, Anda bisa mengakses informasi di tautan berikut ini.
Harga Pondasi Strauss Pile
Harga pondasi strauss pile dihitung berdasarkan tiga hal yaitu kedalam pengeboran dalam satuan meter, lalu diameter pengeboran, serta jumlah titik yang dikerjakan.
Namun acuan utama untuk harga pondasi strauss pile adalah berdasarkan kedalaman pengeboran.
Untuk mengetahuinya, caranya adalah dengan menghitung jumlah titik pengeboran dikali kedalaman, jumlah titik dan harga per satuan.
Contohnya misal dalam sebuah konstruksi proyek dibuat pondasi jenis strauss pile sebanyak 30 titik dengan kedalaman 7 meter dan diameter 40 cm. Maka untuk menentukan harganya adalah 30×7=210 meter. Jumlah volume tersebut tinggal dikali dengan harga satuan per meter yang ditetapkan.
Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Strauss Pile
Seperti teknik konstruksi pada umumnya, metode strauss pile juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda, mana bagian proyek yang membutuhkan teknik ini dan tidak.
Kelebihan
- Harga Lebih Terjangkau
Biaya yang dikeluarkan untuk pondasi jenis ini cenderung lebih murah. Hal inilah yang menyebabkan banyak masyarakat memilih pondasi ini untuk sebuah bangunan. Biaya lebih terjangkau dibanding pondasi pile bensin, mini pile, dan pondasi sumuran.
- Pengerjaan Singkat
Pengerjaan pondasi jenis ini tidak memakan waktu yang lama. Pondasi ini bisa diselesaikan hanya sekitar satu minggu saja, tentu lebih singkat dibanding teknik lainnya. Alat strauss pile manual sudah disesuaikan dengan volume pekerjaan yang dibebankan, sehingga tidak membuang-buang waktu.
- Retakan Tanah Lebih Minim
Pemasangan pondasi seringkali membuat keretakan tanah yang bisa berakibat serius, bahkan bisa menyebabkan longsor. Namun, pembuatan teknik strauss pile tidak demikian. Hal ini karena metode pengeboran yang dilakukan bertumpu pada lapisan bawah tanah yang dalam.
- Hasil Pondasi Lebih Kokoh
Pondasi strauss ini menggunakan cairan beton yang cukup padat. Dengan demikian, hasilnya pun akan lebih kokoh dan kuat. Selain itu, pondasi ini berdiri pada lapisan tanah yang dalam, sehingga tidak akan terjadi banyak retakan.
Kekurangan
Kekurangan pondasi jenis strauss pile adalah pengukuran diameter yang tidak bisa dipilih dengan leluasa. Beberapa pilihan yang bisa Anda pilih adalah 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
Sedangkan untuk kedalaman pengeboran pun sekitar 6-10 meter. Hal ini karena tenaga penggeraknya memanfaatkan tenaga manual yang terbatas.
Pondasi strauss pile memang bisa menjadi pilihan jika Anda ingin membangun pondasi yang kuat dan bebas retakan. Meski kedalaman yang dipilih terbatas, kekuatan hasil akhir pondasi tentu tidak perlu diragukan.
Strauss Pile vs Cakar Ayam
- Pondasi strauss pile digunakan pada beban bangunan yang lebih berat, sedangkan pondasi cakar ayam untuk bangunan yang lebih ringan
- Kapasitas pondasi strauss pile lebih besar dibanding pondasi cakar ayam
- Harga pondasi strauss pile lebih mahal daripada cakar ayam
- Metode pengerjaan strauss pile menggunakan pengeboran atau ground boring, sedangkan cakar ayam diawali dengan pekerjaan penggalian
- Metode pondasi strauss pile membutuhkan alat bor manual untuk melaksanakan pengeboran tanah, sedangkan untuk pondasi cakar ayam menggunakan cangkul hingga excavator untuk penggalian tanah.