Apa Itu Limestone? Pengertian, Ciri, Struktur, Kegunaan Batu Kapur

Limestone adalah material konstruksi yang memiliki banyak fungsi. Awalnya digunakan sebagai material finishing dinding bangunan, kini fungsinya melebar sebagai bahan pengecoran.

Pengertian Limestone

Dalam bahasa Indonesia limestone berarti batu kapur. Limestone adalah batuan yang terbentuk dari sedimen kalsit dan kalsium karbonat yang komposisinya terdiri dari CaCO3.

Pembentukan batu kapur umumnya terjadi di perairan yang tenang, dangkal, jernih dan bertemperatur hangat. Ada dua cara pembentukan batu kapur, yaitu secara biologis dan kimiawi.

Secara biologis batu terbentuk dari pelapukan bahan organik, seperti akumulasi cangkang, tinja, alga, karang, dan bahan organik lainnya.

Sedangkan batu kapur yang terbentuk akibat endapan mineral kalsium karbonat digolongkan sebagai proses kimiawi.

Area ditemukannya batu kapur ikut mempengaruhi strukturnya. Limestone yang ditemukan di area pegunungan bisa digunakan dalam pembuatan semen.

Struktur Biologis Batu Kapur

Berdasarkan pengertian di atas, tempat pembentukan limestone adalah perairan tenang dan dangkal, misalnya danau maupun laut. Di laut, cangkang dan puing-puing kerangka hewan lainnya terakumulasi dan mengalami proses litifikasi seiring waktu.

Proses ini yang mengubah komponennya menjadi batu limestone. Batu kapur yang berasal dari proses litifikasi bahan organik dinamakan batuan sedimen biologis.

Namun komponen pembentuk batuan sedimen ini umumnya baru terungkap saat menjalani proses pengolahan.

Sebab tidak jarang bukti asal biologis batuan terkikis oleh gerakan arus, pembubaran, aktivitas organisme atau rekristalisasi.

Struktur Kimia Batu Kapur

Selain melalui proses biologis, batu kapur atau gamping juga dapat terbentuk oleh proses kimiawi yang terjadi di perairan air tawar maupun air asin.

Batu kapur terbentuk dari hasil pengendapan kalsium karbonat. Namun batuan sedimen kimia ini tidak sebanyak batu kapur biologis.

Batu kapur biologis mengandung lebih banyak konsentrasi kalsium karbonat yang diendapkan langsung. Partikel biologis yang terkubur dan terakumulasi akan terbawa oleh air melalui massa sedimen.

Air ini bergerak secara perlahan membawa partikel biologis. Endapan kalsium karbonat berperan sebagai perekat layaknya semen yang mengikat partikel biologis menjadi satu.

Proses penting ini disebut “sementasi”. Tanpa proses ini batuan tidak akan terbentuk, sebab butiran biologis penyusun batu tidak saling terikat.

Kandungan kalsium karbonat pada batu kapur bisa melebihi setengah dari volume batuan maupun beberapa persen lebih rendah.

Karakteristik Limestone Batu Kapur

Batu kapur memiliki ciri yang khas untuk memudahkan proses identifikasi. Beberapa karakteristik limestone adalah sebagai berikut:

  • Memiliki warna putih, ada juga yang putih kecoklatan maupun putih keabuan
  • Memiliki tingkat kekerasan antara 2,7 hingga 3,4 skala mohs
  • Memiliki tekstur batu yang keras
  • Terkadang batuan memiliki rongga
  • Bidang belahan batu tidak teratur
  • Batu kapur mempunyai bobot sekitar 2,387 ton per meter kubik
  • Jumlah batu kapur di Indonesia cukup melimpah, dengan begitu banyak daerah di Indonesia yang bisa mengakses material satu ini dengan mudah dan harga yang terjangkau.

Kegunaan Batu Kapur

Dari karakteristik di atas, batu kapur atau limestone memiliki banyak kegunaan, terutama dalam bidang konstruksi bangunan. Selain itu, beberapa fungsi limestone adalah sebagai berikut:

  • Digunakan sebagai media penjernih air
  • Digunakan sebagai komposisi semen alam dan semen Portland
  • Digunakan industri logam sebagai flux
  • Digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan jalan
  • Digunakan dalam pembangunan bendungan (dam)
  • Digunakan pada pembuatan kaca dan keramik
  • Digunakan sebagai alternatif mortar untuk merekatkan batu bata

Penggunaan batu kapur sebagai material pengerjaan jalan sudah lama dikenal. Selain itu, batu kapur juga digunakan dalam pembuatan pondasi, pembuatan semen alam bahkan media urug atau agregat.

Penggunaan Batu Kapur untuk Pengerjaan Jalan

Jalan adalah infrastruktur yang memudahkan mobilitas manusia. Setiap hari jalan menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya.

Kualitas jalan sangat dipengaruhi oleh kualitas material pembuatnya. Jalan yang mengalami keretakan atau berlubang dapat disebabkan akibat lapisan pondasi bawang yang kurang sempurna.

Selain itu, beberapa faktor jalan yang rentan rusak meliputi:

  • Kondisi tanah yang tidak stabil
  • Proses pembuatan yang kurang sempurna, terutama proses pemadatan jalan
  • Pengadaan material konstruksi yang kurang berkualitas

Batu kapur diakui dapat memperkuat infrastruktur jalanan. Batu kapur mempunyai kandungan stabilizer atau stabilisasi tanah yang membantu pengerasan jalan.

Karena itu batu kapur umumnya digunakan sebagai salah satu material pengerjaan jalan. Lapisan pengerasan jalan yang terbuat dari batu kapur memberikan kekuatan lebih pada jalan.

Dengan begitu beban kendaraan bisa disebar dengan baik. Bila digunakan sebagai agregat, batu kapur terlebih dulu diseleksi.

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Media Urug atau Agregat

Selain sebagai material pembuatan semen alam, batu kapur kerap dipilih untuk urugan karena daya dukungnya baik.

Alasan pemilihan batu kapur sebagai media urug juga didasari alasan biaya. Harga batu kapur lebih murah ketimbang agregat jenis lainnya.

Seperti yang sempat disebutkan di atas, batu kapur juga digunakan untuk pengerasan jalan, terutama pengerasan pondasi atas, pondasi bawah maupun sebagai campuran pengerasan jalan biasa.

Lapisan yang mengalami pemadatan adalah lapisan subgrade, yaitu lapisan yang berada di bagian atas tanah dasar.

Pemadatan dilakukan guna mendukung lalu lintas dan memperkuat tanah dasar agar tidak menopang kelebihan beban lebih dari kemampuannya.

Salah satu syarat agregat limestone adalah terbebas dari lempung atau lumpur dan benda organik lainnya.

Aspal tidak akan menempel pada agregat jika batu kapur masih dilapisi dengan lumpur. Mengingat fungsi batu kapur sangat krusial, kebersihan batu kapur penting untuk diperhatikan.

Limestone adalah batuan sedimen yang fungsinya mulai mengalami ekspansi ke berbagai bidang. Batu kapur sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Sesuaikan jenis batu kapur yang ingin digunakan dengan kebutuhan.

Leave a Comment