Pengertian dan Fungsi Basement

Pada sebuah bangunan, tentu ada yang membutuhkan tempat lebih luas untuk tujuan tertentu. Basement adalah alternatif yang biasa dipakai untuk kebutuhan konstruksi vertikal ke bawah.

Ada keterbatasan yang harus diadaptasikan memakai ide-ide cerdas dalam memanfaatkan suatu lahan, dan basemant inilah yang digunakan sebagai alternatifnya.

Pengertian Basement

Basement adalah suatu ruangan yang berada di gedung bertingkat dan terletak di bawah permukaan tanah.

Hingga saat ini, basement telah menjadi opsi penambahan lantai sebagai bagian paling bawah dari sebuah bangunan serta direkomendasikan bagi gedung tinggi.

Lantai basement bisa dirancang satu lantai saja atau beberapa lantai yang menuju ke bawah lebih dalam lagi.

Hal tersebut merupakan upaya dalam optimalisasi pemakaian lahan yang semakin mahal dan pembagiannya padat.

Umumnya, aplikasi dari pembuatan basement sungguh sangat luas untuk memenuhi kebutuhan penambahan ruang.

Salah satu contohnya adalah banyaknya kapasitas parkir kendaraan supaya semakin banyak mobil atau sepeda motor yang muat di parkirannya.

Fungsi Basement

Basement adalah bagian dari gedung tinggi yang bermanfaat menambah ruang untuk memenuhi kualitas konstruksi sampai benar-benar menghadirkan ruang lebih bagi keperluan tertentu.

Struktur dan keberadaan basement yang sudah diketahui banyak orang merangkum beberapa fungsi berikut ini bagi sebuah konstruksi bangunan:

  • Memperdalam bagian dasar dari pondasi yang memberikan pengaruh kepada kenaikan dari besaran daya dukung ultimit tanah dasar.
  • Memperbesar stabilitas dari konstruksi gedung dalam menghadapi gaya guling maupun gaya geser yang berpeluang terjadi. Apabila berat tanah yang digali sebanding dengan nilai bangunan di atasnya, tentu tidak akan terjadi penurunan bangunan.
  • Sebagai ruangan utilitas dari sebuah bangunan, seperti pemanas air, boiler, kotak sekering, tempat parkir, maupun sistem pendingin udara.
  • Menjadi area sistem distribusi listrik maupun titik distribusi dari televisi kabel.

Pelaksanaan Konstruksi Basement

Apabila sebuah basement akan dibangun bagi sebuah gedung, dibutuhkan suatu gambar denah yang sudah ada lalu dilanjutkan proses penggalian tanah dengan kedalaman tertentu.

Bahkan, pembangunan basement mengawali aktivitas konstruksi dari gedung di atasnya. Salah satu masalah yang bisa terjadi pada pembangunan basement adalah keruntuhan dinding tanah vertikal.

Selain itu, juga arus air tanah yang naik ke area galian. Oleh sebab itu, diperlukan metode paling tepat dalam menangani konstruksi dari basement.

1. Metode Konstruksi yang Digunakan

Merupakan metode atau teknik pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan utama dari pihak kontraktor untuk mengerjakan sebuah proyek konstruksi.

Hal ini bertujuan untuk menjalankan pengelolaan proyek agar mampu mencapai hasil yang maksimal. Tahapan yang satu ini biasanya ditentukan langsung oleh konsultan perencana.

Terjadi sebuah rangkaian studi, supervisi, hingga desain disertai dengan aspek-aspek yang berhubungan.

Contohnya adalah peralatan, teknologi, pembatasan, kondisi lingkungan, performa tenaga kerja, hingga jarak bangunan yang terdekat.

Rencana kerja konstruksi harus dilaksanakan sebaik-baiknya supaya tidak memunculkan beragam permasalahan.

Beberapa kasus yang bisa menjadi pembelajaran adalah penambahan tulangan, pembongkaran, desain ulang, dan sebagainya.

Kejadian tersebut mampu menyebabkan adanya penundaan hasil final hingga anggaran yang membengkak.

Secara garis besar, teknik pelaksanaan pembangunan basement diawali dengan pembangunan ke arah bawah atau downward kemudian dilanjutkan pekerjaan ke atas atau upward.

2. Bagian Dinding Penahan atau Retaining Wall

Pemasangan retaining wall atau dinding penahan berfungsi untuk mencegah terjadinya keruntuhan ketika pekerjaan penggalian tanah basement sedang berlangsung.

Secara umum, ada berbagai macam penahan tanah yang dimanfaatkan oleh kontraktor.

Namun, yang lebih banyak digunakan adalah diaphragm wall dan contiguous pile. Sedangkan, pekerjaan basement lebih condong merekomendasikan diaphragm wall dengan kelebihannya sebagai berikut:

  • Memudahkan kontraktor agar tidak perlu kerepotan menurunkan permukaan air tanah.
  • Pengerjaannya sendiri bisa dilaksanakan pada seluruh jenis maupun keadaan tanah.
  • Tidak berisik sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat di sekitarnya.
  • Cocok bagi basement gedung yang letaknya di pusat atau jantung sebuah kota.

3. Proses Dewatering

Proses penggalian tanah pada proyek konstruksi basement nyatanya mampu memicu genangan air yang bisa memenuhi galian.

Oleh sebab itu, diperlukan sistem dewatering supaya kekeringan area proyek tetap terjaga dari awal sampai akhir.

Sistem ini menjadi sarana pengendalian air tanah supaya tidak mengganggu proses pengerjaan konstruksi basemant dari gedung yang sedang berusaha dibangun.

4. Tahapan Pelaksanaan Metode Konstruksi Pembuatan Basement

Tentu sudah diketahui bahwa pembangunan yang dilakukan terhadap basement adalah dari bawah menuju ke atas.

Berikut ini tahapan yang diterapkan oleh kontraktor dan tenaga kerja saat mengeksekusi bagian bawah terlebih dahulu:

  • Pengerjaan sistem dewatering dalam menurunkan permukaan air tanah.
  • Diaphragm wall disiapkan dan dilakukan pemasangan untuk mengerjakan tugasnya sebagai penahan tekanan lateral sekaligus menghentikan aliran air tanah atau cut off wall.
  • Dilanjutkan dengan aktivitas penggalian atau ekskavasi hingga mencapai kedalaman yang ditentukan.
  • Pemasangan angkur kemudian dilakukan bored pile atau mengerjakan pondasi sebagai akhir dari tahap bawah.

Ketika tahap bawah atau downward proyek selesai dikerjakan, inilah saatnya mempersiapkan segala kebutuhan konstruksi bagi area upward. Berikut tahapan yang akan dilewati:

  • Pembuatan lantai kerja sesaat setelah pengerjaan pondasi.
  • Dilanjutkan dengan proses dan teknik pilecap atau pengerjaan penyatuan pondasi dari bored pile terhadap lantai kerja.
  • Pembuatan tile beam dan kolom secara teliti, tepat, dan cermat.
  • Membuat pelat lantai basement untuk jangkauan paling dalam.
  • Melaksanakan pekerjaan konstruksi dari lantai terbawah hingga paling tinggi.

Kuncinya adalah pelaksanaan yang didasarkan pada penggunaan metode umum atau konvensional, yaitu kolom, balok, serta pelat.

Basement adalah ruang khusus yang terletak di bawah permukaan tanah. Fungsinya sungguh beragam dan menyesuaikan kebutuhan dari bangunan konstruksi yang ada.

Tahapan pelaksanaannya membutuhkan waktu cukup panjang dalam menghasilkan basement seoptimal mungkin.

Leave a Comment