Alat Ukur Momentum: Pengertian, Rumus, Satuan, Hukum, Hubungan

Apakah Anda pernah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan? Kira-kira apa yang terjadi setelah tabrakan berlangsung? Dalam ilmu Fisika, alat ukur momentum digunakan untuk menentukan fatal atau tidaknya suatu tabrakan antara dua kendaraan.

Pengertian momentum tidak hanya sampai disitu, masih mencakup beberapa hal lagi. Jika Anda penasaran, yuk simak pengetahuan di bawah ini!

Pengertian Momentum

Momentum didefinisikan sebagai sebuah besaran yang dimiliki oleh dua benda yang bergerak. Besaran ini tergantung pada massa dan kecepatan dari benda itu sendiri.

Anda juga harus tahu bahwa momentum ternyata sebanding dengan kecepatan bendanya. Oleh karena itu, arah momentum pasti sama dengan arah kecepatan.

Semakin besar kecepatan sebuah benda, maka semakin besar pula momentumnya. Apabila benda dalam keadaan diam, maka momentumnya sudah dipastikan sama dengan nol. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa momentum hanya ada pada benda yang bergerak.

Selain itu momentum merupakan kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan pergerakannya pada jalur yang konstan. Bagaimana apakah sampai sini bisa dipahami? Jika sudah, yuk lanjut ke pembahasan berikutnya.

Satuan Momentum

Sebelum lanjut ke alat ukur momentum, Anda harus tahu terlebih dahulu apa satuan dan dimensi besarannya. Dalam Ilmu Fisika, momentum sudut disimbolkan dengan L dan dinyatakan dalam satuan kgm 2/s. Satuan ini diperoleh dari kombinasi antara momentum linier dengan satuan posisi atau jarak:

L = kgm/s x m
= kgm 2/s, atau
= kgm2s-

Lalu, bagaimana dimensi momentum sudut? Untuk mencarinya Anda bisa melakukan pencocokan terlebih dahulu dimensi dari masing-masing satuan yang sudah ditetapkan dalam besaran pokok. Berikut rumusnya:

  • Kg (kilogram massa) = M
  • M (meter, panjang) = L
  • S = (sekon, waktu) = T

Jika disusun berdasarkan dimensi-dimensi atas dengan mengikuti susunan satuan momentum sudut, maka diperoleh rumus:

Dimensi Momentum Sudut = kgm 2 s-1
= [M][L]2[T]-1

Jenis momentum

Sekarang mari membahas tentang jenis momentum. Pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu momentum linier dan momentum angular atau sudut. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Momentum Linier

Momentum atau momentum linier merupakan nilai gerak yang dimiliki oleh benda yang bergerak di lintasan lurus.

Tentunya tidak semua benda selalu bergerak di lintasan lurus kan? Namun untuk membantu melakukan analisis gerakan, maka mari menganggap bahwa setiap benda selalu bergerak di jalan yang lurus.

Setiap benda yang bergerak tersebut pasti memiliki momentum, baik cepat atau lambat. Mengingat bahwa momentum merupakan besaran vektor, yaitu selain memiliki besar (nilai) juga memiliki arah.

Namun pertanyaan yang mendasar bagaimana menentukan arah vektor momentum? Jawabannya mudah, Anda hanya perlu mengingat bahwa arah vektor momentum selalu sama dengan arah gerak benda.

Jika bergerak ke kiri, maka vektor momentumnya ke kiri, begitupun ketika ke atas, kanan dan lain sebagainya.

2. Momentum Sudut atau Angular

Apabila momentum linier dimiliki oleh benda yang bergerak pada lintasan lurus, maka momentum sudut dimiliki oleh benda yang bergerak melingkar atau rotasi. Mengapa dikatakan sudut?

Karena ketika melakukan gerakan rotasi, setiap benda akan mengelilingi sudut tertentu. Namun dalam hal ini, benda berputar terhadap sumbu rotasi atau poros.

Alat Ukur Momentum

Beberapa alat ukur momentum adalah:

  • moving average convergence divergence (MACD),
  • stochastics oscillator,
  • price rate of change (ROC) dan
  • relative strength index (RSI).

Rumus Momentum

Alat ukur momentum atau yang disebut dengan rumus momentum merupakan paling banyak dicari belakangan ini.

Terlebih bagi yang sedang belajar Ilmu Fisika. Dalam mekanika klasik, momentum dilambangkan dengan P atau dimaksudkan sebagai hasil perkalian dari massa dan kecepatan.

Hasil perkalian tersebut adalah vektor. Jadi untuk alat ukur momentum, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:

P = m.v

  • P = momentum kg m/s
  • M = massa benda (kg)
  • V = kecepatan benda (m/s)

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Bagaimana, alat ukur momentum terbilang cukup simpel bukan? Selanjutnya adalah bahasan tentang hukum kekekalan momentum yang menyatakan bahwa apabila tidak terdapat gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum dari benda antara sebelum dan sesudah terjadinya tumbukan adalah sama.

Hal ini berarti, total momentum dari sistem benda sebelum tumbukan, selalu sama dengan total momentum sistem setelah terjadinya tumbukan.

Secara matematis, hukum kekekalan momentum bisa ditulis seperti ini:

m1v1+m2v2=m1v1′+m2v2′

Keterangan:

  • M1 adalah massa benda 1
  • M2 adalah massa benda 2
  • V1 adalah kecepatan benda 1 sebelum terjadinya tumbukan.
  • V2 merupakan kecepatan benda 2 sebelum tumbukan.
  • V1’ adalah kecepatan benda 1 setelah terjadinya tumbukan, dan
  • V2’ adalah kecepatan benda 2 setelah terjadinya tumbukan.

Hubungan Impuls dan Momentum

Banyak yang bertanya apakah momentum dan impuls itu sama? Jawabannya, sebenarnya kedua hal ini bisa dijelaskan oleh teorema impuls momentum yang menyatakan bahwasanya impuls bekerja pada suatu benda yang sama dengan perubahan momentum benda tersebut.

Jika menengok kembali hukum II Newton yang menyatakan bahwa jika sebuah gaya diberikan pada suatu benda, kemudian besarnya sama dengan perubahan momentum dan benda persatuan waktu, maka secara sistematis hubungan antara impuls dan perubahan momentum dituliskan sebagai berikut:

I=Δp=p2−p1

Berdasarkan penjelasan di atas apakah ada yang belum dipahami? Dalam ilmu Fisika semua bisa diperhitungkan dan keberadaannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Bayangkan saja jika tidak ada ilmu Fisika, pasti orang-orang tidak akan mengetahui berapa kecepatan mobil, potensi terjadinya kecelakaan dan masih banyak lagi yang lainnya.

Anda harus memahami dengan baik tentang pengertian, jenis hingga alat ukur momentum yang sudah dijelaskan di atas. Jangan lupa untuk terus belajar dan mencoba lagi bila terjadi kesalahan.

Leave a Comment