Pengertian Wattmeter: Fungsi, Prinsip Kerja, Cara Menggunakan

Wattmeter adalah salah satu jenis alat pengukur daya listrik bersama dengan empat jenis lainnya yaitu Amperemeter, Ohm Meter, Avo Meter / Multimeter, dan Volt Meter.

Pengertian Wattmeter

Watt Meter adalah gabungan dari dua alat ukur daya listrik lain berupa Volt Meter dan Amperemeter.

Perangkat Watt Meter memiliki dua jenis kumparan yakni kumparan tetap / arus, dan kumparan putar / tegangan.

Lalu dalam hal pemasangan, kumparan tetap akan dipasangkan dengan model seri, sementara kumparan putar dipasang secara paralel.

Jika dibanding dengan empat jenis lainnya, Watt Meter menjadi salah satu yang paling banyak digunakan karena tergolong lebih praktis dengan proses pengukuran yang tidak lama. Berikut informasi lengkapnya.

Fungsi Wattmeter

Perangkat ini digunakan untuk memeriksa besaran listrik mulai dari arusnya, hambatan, hingga potensial listrik itu sendiri dengan satuannya adalah “watt”. Karenanya, perangkatnya disebut dengan Watt Meter.

Anda bisa menggunakan Watt Meter untuk mengukur arus listrik yang searah atau pun yang bersifat bolak-balik dengan rumus perhitungan adalah sebagai berikut jika arus listriknya adalah searah:

P=V
I = I2
R = V2/R

  • V merupakan tegangan beban, I mewakili arus beban, sementara R merupakan tahanan beban. Sedangkan untuk arus yang bolak-balik, rumus yang digunakan adalah p = v i.

Prinsip Kerja Wattmeter

  • Setiap alat pengukur daya listrik memiliki kumparan arus dan tegangang yang menciptakan medan magnit dengan besarnya tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada kumparan arus.
  • Besarnya medan magnet yang muncul ini bersifat konstan alias tidak berubah. Semakin besar aliran dari arus listrik ke kumparan, maka jumlah medan magnet yang ditimbulkan juga akan besar.
  • Pada saat yang sama, proses ini memicu gaya tolak pada medan magnet yang pada akhirnya akan membuat jarum pada alat menjadi berputar ke kanan sehingga menghasilkan angka / hasil pengukuran.
  • Watt Meter menggunakan prinsip kerja “Gaya Lorentz”, yaitu gaya yang memiliki gerak partikel menyimpang dengan arah gaya yang mempengaruhinya.

Cara Menggunakan Wattmeter

Terkait dengan cara atau prosedur pengukuran, ada dua metode yang bisa digunakan dan dengan jenis alat pengukur yang juga berbeda seperti berikut:

  • Secara langsung: pengukuran ini menggunakan sebuah alat pengukur berjenis wattmeter yang merupakan kombinasi dari amperemeter dan voltmeter.
  • Tidak langsung: alat pengukurnya berupa amperemeter dan voltmeter dengan pemasangan voltmeter terlebih dulu baru kemudian amperemeter.

Jenis jenis Wattmeter

Sama dengan keempat alat ukur daya listrik lainnya, Watt Meter juga dikelompokkan menjadi dua jenis utama yaitu digital dan analog dengan masing-masing penjelasan sebagai berikut:

1. Watt Meter Digital

Watt Meter digital atau disebut juga elektronik secara umum dapat menghasilkan sampel arus dan tegangan beberapa ribu kali hanya dalam satu detik.

Nilai rata-rata dari tegangan ini jika dikalikan dengan arus yang mengaliri perangkat maka hasilnya adalah “daya murni (True Power)”.

Jika daya murni ini dibagi oleh VA (volt-ampere) yang nyata, maka hasilnya adalah “Power Factor”.

Agar dapat menghitung arus dan tegangan RMS, power (watt), kilowatt-hours (kwh), dan juga power factor, rangkaian dari perangkat ini perlu menggunakan nilai sampel.

Model perangkat ini dalam kelas sederhana akan memberikan / menampilkan informasi pada layar display LCD.
Sedangkan untuk jenis yang kelas atas, informasi yang ada dapat disimpan dan bahkan dikirimkan ke lokasi pusat atau peralatan lapangan lainnya.

2. Watt Meter Analog

Jika menggunakan versi analog, pengguna harus bisa membaca sendiri hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jarum. Berbeda dengan versi digital yang hasil pengukuran akan otomatis keluar dan mudah dibaca.

Lalu untuk model analog masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis dengan masing-masing penjelasan sebagai berikut:

3. Watt Meter Elektrodinamometer

Disebut juga dengan Watt Meter Elektrodinamik, perangkat ini memiliki konstruksi dan desain yang cukup familiar dengan jenis alat ukur daya Volt Meter dan Amperemeter yang model analog.

Perangkat ini hadir dengan dua buah koil yang terhubung dengan sirkuit yang berbeda pada bagian pengukuran power.

Koil tetap akan terhubung ke rangkaian secara seri, sementara koil bergerak akan dihubungkan ke tegangan dan nantinya akan membawa arus yang proporsional dengan tegangan tadi.

Lalu untuk bagian koil yang bergerak akan dihubungkan juga dengan sebuah tahanan non-induktif dalam model seri dengan maksud untuk membatasi arus.

Konstruksi ini pada akhirnya akan menghasilkan arus yang proporsional dengan tegangan, sehingga hasil akhirnya adalah voltage coil atau preasure coil.

4. Watt Meter Induksi

Jenis Watt Meter yang ini sangat berbeda dari jenis lainnya karena hanya dapat digunakan jika ada suplai listrik berjenis bolak-balik.

Kelebihan utama dari Watt Meter jenis ini adalah memiliki skala yang lebih lear, memiliki peredam yang berkualitas bagus, dan juga bebas dari pengaruh medan liar.

Tapi selain tiga di atas, keunggulan lainnya adalah alat ini tidak mudah mengalami error yang biasanya umum disebabkan oleh frekuensi.

Sedangkan kekurangannya adalah alat ini dapat error jika mendapat pengaruh suhu yang dapat mempengaruhi lintasan arus eddy.

Lalu untuk instrumen yang terdapat pada Watt Meter jenis ini adalah kumparan tegangan dan arus. Kedua arus ini dikalikan dengan kopel sehingga tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.

5. Watt Meter Thermocouple

Watt Meter analog jenis ini menggunakan prinsip kerja sesuai dengan gaya listrik termos.

Sedangkan perangkatnya sendiri paling umum digunakan untuk pengukuran daya yang lebih kecil seperti frekuensi audio.

Jadi secara garis besar, Watt Meter adalah perangkat pengukur daya listrik yang jenisnya dibagi menjadi dua yaitu digital dan analog lalu untuk model analog dibagi lagi menjadi tiga.

Leave a Comment