Pernahkah pembaca mencari tahu bagaimana patung yang terbuat dari logam diolah pada zaman dahulu? Salah satu metode yang digunakan untuk mengolah adalah a cire perdue. Ulasan kali ini akan membahas mengenai pengertian a cire perdue, dan seperti apa tekniknya.
Di saat perkembangan teknologi pandai besi meningkat, ada baiknya manusia untuk bercermin sejauh mana teknik berkembang. Berbagai teknik zaman dahulu seperti a cire perdue, masih bisa beradaptasi hingga saat ini. Langsung saja, simak informasi lengkap mengenai a cire perdue.
Daftar Isi
Apa Itu A Cire Perdue?
A Cire Perdue adalah teknik yang digunakan untuk membuat berbagai barang logam, khususnya patung. Istilah cire perdue berasal dari bahasa Perancis yang artinya lilin hilang. Dalam bahasa Inggris, a cire perdue dikenal dengan julukan lost-wax casting. A Cire Perdue adalah salah satu Teknik Mencetak Logam Tertua.
Secara lengkap, a cire perdue adalah teknik logam dengan menggunakan cetakan berupa lilin, yang dilapisi oleh berbagai lapisan tanah liat. Cetakan lilin kemudian diisi kembali dengan logam seperti perunggu, lalu dihancurkan untuk mengambil hasil yang sudah didinginkan di dalamnya.
Mengolah logam dengan metode ini dianggap rumit dan susah untuk dipelajari. Hal ini karena prosesnya yang cukup panjang, dan membutuhkan berbagai alat dan bahan material untuk menyelesaikan hasilnya. Selain itu, teknik a cire perdue juga dianggap kurang efisien.
Sejarah Teknik A Cire Perdue
Secara pasti, belum ada yang mengetahui asal usul teknik ini. Namun, arkeolog menemukan bahwa hasil tertua dari teknik a cire perdue ditemukan pada sebuah jimat berusia 6.000 tahun. Jimat ini ditemukan pada area Mohenjo-Daro, sebuah pemukiman pada era Lembah Indus.
Selain Mohenjo-Daro, hasil dari teknik a cire perdue juga ditemukan di berbagai belahan dunia lainnya. Mulai dari Timur Tengah, Mesir, Yunani, hingga benua Amerika. Teknik tersebut telah mengalir dari peradaban satu ke peradaban lainnya.
Bukti penggunaan teknik ini juga ditemukan dalam bentuk dokumen seperti Shilpa Shastras asal India. Selain itu, seorang pandai besi Roger of Helmarshausen juga menulis teknik ini dalam karangannya pada abad ke-12. Karangan tersebut menyalin referensi dari buku seperti Mappae clavicula.
Proses Pembuatan A Cire Perdue Yang Diterapkan
Setelah memahami pengertian a cire perdue, pembaca harus mengetahui seperti apa panjangnya proses pembuatan patung dengan teknik ini. Untuk menggunakan teknik a cire perdue, dibutuhkan kesabaran, keuletan, dan skill yang mumpuni. Berikut proses pembuatan patung dari awal hingga akhir:
- Pertama, seorang seniman harus membuat patung dari tanah liat atau plester. Patung ini akan menjadi dasar pembuatan cetakan patung logam.
- Patung tersebut kemudian dilapisi oleh material untuk membuat cetakan. Bagian cetakan dalam dapat menggunakan bahan karet, sedangkan bagian luar dapat menggunakan plester. Cetakan ini kemudian dibagi dua.
- Setelah cetakan terbentuk, patung yang berada di dalam kemudian dikeluarkan. Lilin kemudian dituangkan hingga melapisi permukaan cetakan setidaknya 3 mm. Proses dilakukan kembali hingga mencapai ketebalan yang diinginkan.
- Setelah lapisan lilin terbentuk, buang sebagian cairan lilin yang tidak diinginkan. Lalu, lepaskan cetakan untuk mengambil patung lilin. Patung lilin kemudian diukir untuk menyerupai patung original.
- Patung palsu ini kemudian dibolongi oleh struktur berupa pohon sebagai ventilasi udara. Kerangka besi juga dipasang di beberapa bagian patung untuk menahan bagian dalam patung.
- Patung palsu ini lalu dilapisi oleh material cair berupa silika, lalu dilapisi oleh pasir material Stucco hingga cukup tebal. Pastikan ada lubang sebagai tempat keluarnya lilin yang meleleh.
- Patung kemudian dibakar di oven khusus dalam keadaan terbalik hingga lilin meleleh.
- Selanjutnya, logam misalnya perunggu, dilelehkan lalu dituangkan di dalam bolongan cetakan yang terbentuk setelah lilin meleleh. Cetakan kemudian didinginkan.
- Cetakan kemudian dihancurkan untuk mengambil hasil patung logam yang terbentuk. Bagian yang tidak diperlukan seperti ventilasi udara yang tertempel pada patung lalu dipotong.
- Patung perunggu kemudian dipoles seperlunya, lalu dilapisi oleh patina untuk mempercantik warna perunggu pada patung.
Patung kini telah selesai dan dapat dipajang sesuai keinginan. Seperti yang dijelaskan, proses ini sangatlah tidak efisien. Hal ini karena jika seniman ini membuat patung yang sama lagi, maka proses harus diulang kembali dari paling awal.
Contoh Hasil Dari Teknik A Cire Perdue
Setelah mengerti pengertian a cire perdue dan prosesnya, maka pembaca bisa menyadari mengapa patung-patung begitu bernilai. Teknik a cire perdue telah menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Adapun dari karya-karya tersebut yaitu:
1. Patung
Pada zaman dahulu, patung dibentuk dengan berbagai macam tujuan. Sebagian orang memandangnya sebagai seni dalam rupa yang paling tertinggi, namun sebagian orang juga menggunakannya untuk agama. Disamping tujuannya, patung merupakan hasil terbesar dari a cire perdue.
2. Perhiasan
Metode a cire perdue ternyata juga dapat menghasilkan perhiasan berupa cincin atau gelang. Proses ini digunakan pada berbagai pemukiman zaman dahulu di daerah sekitar Asia Tenggara. Sebagian gelang terbuat dari berbagai bahan material yang berbeda dari biasanya.
3. Jimat
Beberapa jimat yang terbuat dari logam juga ditemukan menggunakan teknik a cire perdue. Misalnya, jimat yang merupakan gabungan patung logam kecil disambungkan dengan tali. Salah satu jimat dengan teknik ini adalah jimat berumur 6.000 tahun yang ditemukan di Lembah Indus.
4. Kapak
Kapak yang dimaksud, merujuk pada bagian logamnya yang digunakan sebagai senjata berburu atau berperang. Untuk membuat kapak, bagian logamnya dibuat dengan menggunakan teknik a cire perdue. Lalu, hasilnya disambungkan dengan gagang yang terbuat dari kayu atau gading.
Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertian a cire perdue, sejarah, hingga cara membuatnya dari awal hingga akhir. Wajar saja jika teknik ini tidak banyak digunakan lagi di era modern. Namun, a cire perdue tetap merupakan pelajaran yang berharga bagi para seniman.