Pernahkah melihat bangunan rumah tinggal tradisional ataupun gedung bertingkat? Ada konstruksi khusus untuk bangunan 1 lantai, tapi ada juga konstruksi bangunan pencakar langit.
Ternyata dalam ilmu teknik sipil masing-masing jenis dan desain bangunan memiliki konstruksi yang berbeda.
Proses rancang dan bangunnya harus sesuai ilmu konstruksi dan memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja yang ada. Kalau konstruksinya sampai salah, bisa jadi bangunan mudah ambruk atau rusak, apalagi jika terkena bencana.
Daftar Isi
Apa Itu Konstruksi Bangunan?
Konstruksi bangunan adalah sebuah cara/teknik untuk mendirikan objek bangunan agar sesuai dengan beberapa syarat yaitu kuat, indah, awet, ekonomis, dan fungsional.
Kata konstruksi juga bisa diartikan sebagai satuan bangunan atau infrastruktur pada suatu area tertentu.
Selain pengertian di atas, konstruksi juga bisa disebut sebagai model, tata letak, atau susunan sebuah bangunan.
Kata “bangunan” sendiri bukan hanya bentuk gedung, tapi dalam dunia teknik sipil juga bisa disebut sebagai keseluruhan struktur suatu bangunan.
Fungsi Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan tentu saja memiliki fungsi yang begitu bermanfaat bagi pembangunan. Struktur bangunan dengan perhitungan yang matang memiliki fungsi:
- Memperkokoh bangunan.
- Membuat desain bangunan yang tahan bencana.
- Menopang keberadaan elemen konstruksi lain.
- Membuat masing-masing struktur bangunan saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan.
Jenis Konstruksi Bangunan
Mempelajari konstruksi pada suatu bangunan wajib hukumnya. Tujuannya agar bangunan yang didirikan bisa tahan terhadap bencana, awet, dan berkualitas.
Konstruksi pada bangunan ternyata terbagi menjadi 2 jenis. Ada konstruksi atas dan bawah bangunan. Berikut penjelasannya:
1. Konstruksi Bagian Bawah
Bagian pertama yang akan dibangun pastilah konstruksi bawahnya. Konstruksi ini nantinya tidak terlihat dari luar.
Namun, konstruksi bangunan bawah memegang peranan penting dari segi kekuatan. Bagian bawah bangunan berfungsi sebagai penopang beban.
Karena itu, perencanaan pembuatan bagian bawah bangunan juga harus matang. Perhitungannya harus tepat.
Bahan yang digunakan pun harus sesuai spek/standar. Ada beberapa konstruksi bagian bawah bangunan, yaitu:
- Bagian Pondasi
Sebagian pondasi berada di dalam tanah, sedangkan badan pondasi ada beberapa sentimeter dari permukaan tanah.
Pondasi memiliki fungsi sebagai penopang beban bangunan secara keseluruhan. Jadi semakin tinggi bangunan, maka pondasinya harus kuat.
Pondasi yang paling umum dipakai untuk kontur tanah Indonesia adalah tapak, tikar, atau pelat beton lajur.
Kontraktor akan membuat beberapa lubang di beberapa sudut bangunan untuk membuat “cakar ayam” yang berfungsi meneruskan beban ke dalam tanah.
- Sloof (Sloop)
Tukang atau orang awam biasa menyebut istilah ini dengan sloop. Sloof/sloop merupakan struktur beton yang berada di atas pondasi.
Sloof memiliki fungsi untuk menahan beban dari bagian atas pondasi. Fungsi utamanya adalah mendistribusikan beban ke seluruh pondasi.
Jika beban terpusat pada satu titik, maka bisa jadi bangunan akan mudah rusak. Adanya beban pada satu titik membuat bangunan tidak stabil dan mudah roboh.
Maka dari itu, bangunan jenis apapun pasti membutuhkan sloof/sloop yang kokoh. Proses pembuatan sloof biasanya dengan menggali tanah dengan kedalaman sekitar 1/2 meter.
Lubang tersebut diisi dengan besi anyam, batu, dan juga adonan semen. Batuan beku menjadi material yang sempurna untuk membuat sloof yang kuat.
Baca juga : Pengertian Landmark dalam Arsitektur
2. Konstruksi Atas
Berbeda dengan konstruksi bagian bawah, konstruksi atas jelas terlihat dari luar. Konstruksi ini meliputi bagian kolom, balok, sampai ke rangka atap.
Konstruksi bangunan atas juga harus kuat. Bahannya harus sesuai spesifikasi. Tentunya material untuk bangunan tinggi pun jelas berbeda.
Ada empat jenis konstruksi bagian atas bangunan. Fungsi masing-masing bagian konstruksi ini berbeda, yaitu:
- Struktur Kolom
Kolom merupakan bagian bangunan yang berbentuk batang vertikal. Kolom biasanya terletak pada setiap sudut dinding bangunan.
Kolom menyambung langsung dari bagian “cakar ayam” pondasi. Kekuatan kolom juga menentukan kekuatan bangunan yang dirancang.
Fungsi utama kolom adalah pendistribusi beban dalam bangunan. Kolom juga berfungsi menahan semua material atau objek yang ada di dalam rumah.
Baik material yang menempel dalam struktur bangunan ataupun perabotan dan manusia di dalamnya dapat ditahan dengan struktur kolom.
- Balok
Jika kolom memanjang secara vertikal, maka balok adalah struktur horizontal dalam rumah. Struktur ini biasanya berada beberapa sentimeter dari jendela dan pintu rumah.
Balok ini biasanya disebut juga dengan lintel. Fungsi utamanya adalah menahan beban dari tembok. Tembok bagian atas sampai ke atas pasti memiliki beban yang cukup berat.
Agar tidak menekan kusen pintu atau jendela secara langsung, maka diperlukan struktur balok. Selain itu, fungsi lain dari balok rumah adalah menahan kusen agar tetap kokoh saat ada gempa.
- Plat Lantai
Plat lantai berbeda dengan struktur lantai dasar. Jika pada lantai dasar tidak membutuhkan besi cor, maka plat lantai wajib menggunakannya.
Plat seperti ini ada pada lantai yang tidak menempel di permukaan tanah, misalnya lantai 2 bangunan dan seterusnya.
Lantai bertingkat tersebut membutuhkan struktur khusus. Biasanya harus dilakukan pengecoran. Ada anyaman besi yang dipasang dengan ukuran berbeda.
Semakin tinggi gedung, maka harus menggunakan besi silinder yang lebih besar. Plat lantai kemudian dicor dengan semen, pasir, dan batu koral.
Plat lantai pada bangunan bertingkat juga mendapatkan bantuan menahan beban dari balok horizontal. Kedua bangunan ini tersambung dengan besi anyam.
- Rangka Bagian Atap
Rangka atap biasanya dari material kayu atau galvalum. Struktur ini terdiri dari bagian reng dan usuk yang tertutup genteng. Rangka atap memiliki fungsi untuk menahan genteng agar bisa stabil.
Jika tidak memiliki pengalaman menghitung dan merencanakan struktur bangunan, maka gunakan jasa ahlinya. Manfaatkan bantuan kontraktor atau drafter profesional.
Jangan sampai membuat bangunan dengan spesifikasi asal-asalan, karena Indonesia sendiri cukup rawan bencana.