Pengertian Abutment: Fungsi, Jenis, Kegunaan

Bagi yang sedang belajar tentang bangunan maka akan mengetahui yang namanya abutment. Bila pengguna masih belum paham dengan apa yang dimaksud abutment maka bisa simak ulasannya. Karena akan diuraikan mengenai pengertian abutment agar bisa dipelajari.

Di bawah ini akan disebutkan mengenai apa yang dimaksud dengan abutment juga akan disebutkan tentang beberapa jenis dari abutment. Juga akan diuraikan tentang fungsi dari abutment tersebut. Oleh sebab itu tetap simak uraiannya sebagai berikut.

Pengertian Abutment

Abutment adalah sub struktur atau bangunan dalam bawah tanah yang menyanggah super struktur atau bangunan yang ada di atas tanah. Atau bisa gunakan istilah sederhana bahwa abutment ini merupakan suatu fondasi dalam sebuah bangunan. Seperti misalnya pada kedua bentangan jembatan.

Abutment juga bisa diartikan sebagai sub struktur yang terletak di kedua ujung jembatan atau ujung bentangan jembatan atau bendungan. Serta abutment ini berfungsi untuk menopang bangunan sub struktur. Abutment ini berfungsi sebagai dinding untuk menahan pergerakan lateral tanah pada kedua ujungnya.

Jembatan akan membutuhkan abutment apabila jembatan hanya memiliki satu bentangan saja, berbeda jika jembatan memiliki dua atau lebih bentangan. Maka tak hanya membutuhkan abutment pada kedua ujungnya saja. Namun juga membutuhkan pilar untuk menyangga bentangan yang tidak menyentuh abutment.

Bila pada bendungan, biasanya abutment menghubungi struktur alami seperti misalnya di dinding ngarai atau dinding lembah. Namun meski begitu abutment buatan manusia juga diperlukan dalam bendungan. Apabila bendungan yang dibuat menggunakan tipe busur.

Fungsi Abutment

Bila sudah tahu tentang apa yang dimaksud dengan abutment juga pengertian abutment maka akan dibahas pula tentang kegunaan atau pemanfaatan dari abutment. Abutment ini memiliki beberapa fungsi atau kegunaan dalam sebuah bangunan. Berikut beberapa fungsi dari abutment, diantaranya:

1. Sebagai Dinding Penahan

Fungsi pertama yang dimiliki oleh abutment pada jembatan yang memiliki bentangan tunggal adalah berfungsi sebagai dinding penahan. Abutment tersebut berfungsi untuk menahan pergerakan lateral tanah pada kedua ujung jembatan. Jadi abutment sangat dibutuhkan dalam hal ini.

2. Menyangga Seluruh Beban

Kegunaan dari abutment berikutnya adalah sebagai penyangga atau penopang seluruh beban hidup ataupun beban mati. Beban hidup ini misalnya seperti kendaraan, angin atau semacamnya. Sedang beban mati adalah seperti beban gelagar atau lainnya pada jembatan.

3. Menopang Ujung Pelengkung

Bila sebelumnya merupakan fungsi abutment dalam jembatan maka kali ini fungsi abutment dalam teknik sipil. Maka fungsi abutment ini adalah sebagai penopang atau penyangga pada salah satu ujung pelengkung. Seperti pada impos yang berfungsi menjadi abutment pada pelengkung.

4. Menjaga Keseimbangan

Berikutnya adalah untuk menjaga keseimbangan yang terjadi antara gaya vertikal dan juga gaya horizontal. Menjaga keseimbangan ini berlaku pada model jembatan pelengkung. Abutment akan sangat penting digunakan dalam pembangunan tersedia.

Jenis jenis Abutment

Bila sudah paham dengan pengertian abutment dan juga mengenai beberapa fungsi dari abutment maka akan dibahas tentang jenis-jenis dari abutment. Karena fungsi yang dimiliki macam-macam, maka jenisnya juga tak hanya satu saja. Jenis-jenis tersebut akan diuraikan di bawah ini:

1. Tipe Gravitasi

Jenis pertama dari abutment adalah abutment dengan jenis Gravitasi. Jenis ini memiliki kekuatan dan juga ketahanan untuk menopang seluruh beban di atasnya. Sebab abutment tipe

Gravitasi ini bekerja dengan memanfaatkan beban berat sendiri.

Untuk peletakannya, biasanya abutment gravitasi digunakan untuk struktur bangunan yang tidak terlalu tinggi. Juga bentangan bangunan tidak terlalu panjang. Selain itu abutment gravitasi juga akan lebih baik digunakan pada tempat yang memiliki tanah keras untuk peletakan pondasinya.

Abutment ini biasanya tersusun dari batuan kali atau beton tumbuk. Para kontraktor juga banyak yang memiliki tipe abutment ini. Sebab pelaksanaannya tidak begitu rumit sebab bentuknya yang sederhana.

2. Model T Terbalik

Jenis kedua adalah model T Terbalik. Abutment jenis ini merupakan abutment yang dilengkapi berupa balok kantilever yang tersusun dari pada suatu dinding yang memanjang. Balok kantilever tersebut berfungsi sebagai plat kekurangan terhadap dinding.

Model abutment yang satu ini modelnya lebih ramping dan langsing ketimbang dengan tipe Gravitasi. Sedang beban yang bekerja bersumber dari tanah di atas pelat tumit atau tumpuan. Juga berasal dari berat pada abutment itu sendiri.

Untuk kegunaannya sendiri abutment ini biasa’ digunakan pada struktur atau jembatan yang lebih tinggi. Sebab bahan yang digunakan dalam pembuatan abutment ini merupakan dari beton bertulang. Jadi fungsinya pun lebih tinggi ketimbang abutment gravitasi.

3. Jenis Dengan Menopang

Terakhir ada jenis abutment yang disertai dengan penopang. Bentuk dari abutment ini hampir sama dengan tipe T terbalik hanya saja pada jenis ini disertai dengan penopang seperti yang dikatakan dalam judul. Penopang tersebut diletakkan pada bagian belakang counterfort.

Penopang tersebut berfungsi agar mampu memperkecil gaya yang bekerja terhadap dinding yang memanjang dan juga pada tumpuannya tersebut. Untuk fungsi dari abutment jenis ini sama dengan fungsi dari model T terbalik. Sebab sama-sama digunakan untuk jembatan yang tinggi.

Sedangkan untuk bahan pembuatan juga masih sama dengan abutment tipe T terbalik itu. Yakni dengan menggunakan beton bertulang. Jadi abutment akan benar-benar kokoh saat digunakan pada struktur bangunan yang tinggi.

Itulah beberapa uraian mengenai pengertian abutment yang bisa pengguna pelajari beserta fungsi dan juga jenis-jenisnya. Oleh sebab itu para konstruksi abutment ini perlu perancangan dan perencanaan yang bagus. Juga harus bekerja sesuai standar agar abutment yang dihasilkan aman juga tahan lama sesuai rencana.

Leave a Comment