6 Kelas Klasifikasi Kebakaran: Jenis, Penyebab, Alat, Metode Pemadaman

Klasifikasi kebakaran merupakan informasi penting yang perlu diketahui. Tujuannya agar bisa memberikan penanganan yang tepat saat kebakaran dan meminimalisir resiko yang tidak diinginkan.

Cara Memadamkan Api

Kebakaran merupakan salah satu jenis musibah yang bisa terjadi secara tiba-tiba kapan saja dan dimana saja. Baik karena faktor kelalaian manusia maupun karena faktor alam.

Biasanya api bisa bersumber dari bahan bakar yang bersifat padat, gas hingga cair, serta logam yang mudah terbakar atau bentuk lainnya seperti konsleting arus listrik.

Kebakaran sendiri muncul karena ada api. Kemunculan api bisa disebabkan karena adanya reaksi kimia cepat yang ditimbulkan bahan bakar dan oksigen hingga mencapai flash point.

Reaksi kimia yang muncul digamabarkan sebagai segitiga api, yang terdiri dari bahan bakar, oksigen serta sumber panas. Oleh karena itu, dalam memadamkan api harus menghilangkan salah satunya.

Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memadamkan api adalah seperti berikut:

1. Pendinginan

Proses pemadaman api dengan cara pendinginan bisa dilakukan menggunakan media air yang bertujuan untuk menghilangkan unsur panas yang muncul.

2. Isolasi

Yang dimaksud dengan isolasi pada cara pemadaman api adalah menutup permukaan benda yang mudah terbakar.

Tujuannya untuk mencegah terjadinya reaksi kimia dengan oksigen.

Dengan metode ini maka reaksi kimia dengan oksigen akan terhambat sehingga tidak menimbulkan nyala api yang lebih besar.

3. Dilusi

Metode pemadaman api ini dilakukan dengan cara meniupkan gas CO2 untuk menghalangi unsur oksigen menyalakan api.

Pemutusan Rantai Reaksi

Pemadaman api ini dilakukan dengan cara memutuskan rantai reaksi api menggunakan bahan tertentu yang mampu mengikat radikal bebas pemicu terjadinya reaksi pembakaran.

Klasifikasi Kebakaran (Klasifikasi Api dalam Jenis-jenis Kebakaran)

Kebakaran bisa diklasifikasikan berdasarkan sumber penyebab yang memicu terbentuknya api. Yaitu zat yang secara kimia bereaksi dan menghasilkan enegi dalam bentuk cahaya dan panas.

Adapun penjelasan mengenai klasifikasi kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) adalah seperti berikut:

1. Kebakaran Kelas A

Jenis kebakaran ini disebabkan oleh benda padat non logam yang karakternya mudah terbakar. Seperti misalnya kain, plastik, kertas atau kayu.

Semua jenis kebakaran yang disebabkan oleh kategori tersebut dikelompokkan dalam kebakaran kelas A. Jenis kebakaran ini sangat lazim ditemukan di lingkungan sekitar.

Adapun cara yang paling efektif untuk memadamkan api pada kebakaran kelas A bisa menggunakan media basah seperti air, foam hingga lumpur.

Selain itu bisa juga dengan menggunakan media kering seperti tepung pemadam api atau bahkan pasir.

2. Kebakaran Kelas B

Klasifikasi kebakaran kelas B biasanya bersumber dari zat cair yang karakternya mudah terbakar. Seperti misalnya bensin, solar, minyak, alkohol, metanol, tiner, hingga aceton.

Selain itu juga bisa bersumber dari produk minyak bumi seperti LNG dan LPG. Jenis kebakaran ini lazim ditemukan di pabrik migas, kimia dan lainnya yang berhubungan dengan bahan bakar.

Adapun cara yang paling efektif untuk memadamkan api pada jenis kebakaran ini adalah dengan menggunakan busa atau foam dan tepung pemadam.

3. Kebakaran Kelas C

Jenis kebakaran ini terjadi bersumber dari aktivitas listrik atau electrical. Penyebabnya antara lain adalah konsleting, hubungan arus pendek listrik hingga trouble lainnya.

Gangguan pada perangkat elektrik dan rangkaian kelistrikan tersebut menyebabkan ketidakstabilan pada arus listrik sehingga memicu terjadinya kebakaran.

Cara yang paling efektif untuk memadamkan api pada klasifikasi kebakaran kelas C adalah menggunakan karbon dioksida atau tepung pemadam.

Pada jenis kebakaran ini justru tidak disarankan menggunakan air dalam pemadamannya karena bisa menimbulkan resiko yang berbahaya bagi sekitarnya.

4. Kebakaran Kelas D

Jenis kebakaran kelas D bersumber dari zat logam yang memiliki karakter mudah terbakar. Seperti misalnya alumunium, magnesium, lithium, pottasium, kalium dan sodium.

Unsur logam sendiri biasanya mudah bereaksi secara kimia dengan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi dalam bentuk panas dan cahaya yang lebih dikenal sebagai api.

Untuk memadamkan api pada klasifikasi kebakaran kelas D ini maka cara yang paling efektif adalah menggunakan bubuk kimia sodium klorida dan grafit.

5. Kebakaran Kelas E

Jenis kebakaran ini termasuk klasifikasi khusus yang bersumber dari bahan-bahan radioaktif sehingga membutuhkan penanganan khusus pula.

6. Kebakaran Kelas K

Jenis kebakaran ini lebih disebabkan karena konsentrasi minyak dan lemak yang tinggi. Biasanya kebakaran kelas K terjadi di dapur.

Adapun cara yang paling efektif untuk memadamkan jenis kebakaran kelas K adalah menggunakan karbon dioksida (CO2) atau cairan kimia.

Media atau Alat Pemadam Api

Berdasarkan klasifikasi kebakaran yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan mengenai media atau alat pemadam api yang paling efektif seperti berikut:

  • Untuk klasifikasi kebakaran kelas A dan B media atau alat pemadam api yang cocok digunakan adalah media cair seperti air, tepung kimia atau dry powder serta foam atau busa.
  • Untuk jenis kebakaran keas A, B, D, dan D, media atau alat pemadam api yang paling cocok adalah dry powder atau dry chemical powder.
  • Untuk jenis kebakaran dengan klasifikasi kelas B dan C, media atau alat pemadan api yang paling efektif adalah karbon dioksida (CO2) serta dry powder.

Informasi tentang klaisfikasi kebakaran sangat penting karena bermanfaat untuk menentukan jenis media atau alat pemadam api yang paling tepat sesuai dengan sumber kebakaran tersebut.

Pengelompokan kebakaran berdasarkan sumber api juga bermanfaat untuk menentukan tingkat keamanan dari media pemadam api yang akan digunakan.

Dengan mengetahui klasifikasi kebakaran beserta alat atau media pemadam api yang paling tepat untuk menanganinya, maka penanganan kebakaran bisa berlangsung secara efektif dan aman.

Leave a Comment