Arsitektur Pasca Kemerdekaan: Tokoh, Sejarah, Pemikiran, Karya

Berbagai macam arsitektur nasional yang hingga saat ini masih menjadi ikon bangsa tak jarang menimbulkan pertanyaan. Sebenarnya bagaimana arsitektur pasca kemerdekaan dari mulai kemunculannya hingga arsitektur-arsitektur yang dibangun dari zaman tersebut.

Tak banyak yang tahu, bahwa sebetulnya arsitektur nasional telah berkembang bahkan sebelum Indonesia merdeka. Para arsitek juga telah banyak bermunculan di Indonesia dengan rancangan arsitekturnya yang memukau. Berikut informasi lengkapnya:

Pengertian Arsitektur Pasca Kemerdekaan

Arsitektur pasca kemerdekaan adalah berbagai karya seni dalam bentuk bangunan atau sebagainya yang didirikan setelah masa kemerdekaan berlalu. Sebelum kemerdekaan Indonesia, arsitektur dan bangunan yang ada merupakan buah karya dari para arsitektur Belanda.

Oleh karenanya, pada zaman tersebut para arsitek di Indonesia secara tidak langsung mendapat pengaruh gaya. Seperti kesan tradisional dan vernakular yang dibawa oleh pendatang. Pada akhirnya bentuk arsitektur asli Indonesia baru muncul dari sebuah instansi arsitektur pada era kemerdekaan.

Pemikiran Arsitektur Nasional

Mulai tahun 1970-an masalah langgam dan arsitektur nasional menjadi sebuah isu yang hangat diperbincangkan. Yang mana akhirnya arsitektur terpecah pendapatnya dalam 3 golongan yang berbeda. Golongan pertama, mengungkapkan jika arsitektur Indonesia sebetulnya telah ada.

Dibuktikan dengan adanya arsitektur tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan penerapan di berbagai elemen seperti atap khas yang tradisional. Golongan kedua menyatakan sikap skeptis terhadap semua kemungkinan mencapai identitas arsitektur nasional khas Indonesia yang ideal.

Sementara kelompok ketiga merupakan bagian dari para akademisi arsitektur yang konsisten mengikuti jejak V. R. van Romondt. Tokoh ini menyatakan bahwa arsitektur nasional merupakan proses pembentukan. Dalam hal ini bergantung dari cita-cita budaya, perangkat teknologi, serta selera estetis.

Arsitek Arsitek Pasca Kemerdekaan

Sebenarnya di awal kemerdekaan sudah banyak arsitek yang mengembangkan arsitektur pasca kemerdekaan. Bahkan masing-masing dari mereka juga telah berhasil membangun banyak tempat yang saat ini. Berikut beberapa daftar namanya:

1. Bung Karno

Nama pertama dalam jajaran arsitek di awal kemerdekaan adalah Soekarno atau Bung Karno. Ia mempunyai sense of aesthetic yang dituangkannya dalam bermacam bentuk. Seperti tata kota, arsitektur, kriya, interior, busana, simbol, sampai teks pidato.

Selain itu, Bung Karno juga memiliki implikasi besar dalam pengembangan karya seni rupa di Indonesia. Ia memajukan karya dengan memposisikan karya seni rupa di gedung istana dan mempromosikannya kepada para tamu negara. Bung Karno merupakan patron dan kolektor seni rupa yang berwibawa.

2. Liem Bwan Tjie

Hampir sama seperti Silaban, Liem juga mempertimbangkan faktor tropis dalam setiap rancangan yang dibuatnya. Bagaimana hujan dan matahari menimpa rumah pun sangat dipikirkan olehnya. Beberapa ciri dari arsitektur pasca kemerdekaan Liem adalah:

  • Desain bangunan Total Work of Art.
  • Material diselesaikan kontras.
  • Curtain wall.
  • Sudut bangunan yang dibuat lengkung atau dicoak.
  • Entrance ditandai.
  • Sebagai ekspresi tropis diberikan shading.

3. Frederich S. Silaban

Lahir di Sumatera Utara, ia merupakan arsitek yang akrab dengan Bung Karno. Silaban pada saat itu bahkan bisa merancang huniannya sendiri dalam semalam dan berhasil membangunnya dalam setahun.

Dalam arsitekturnya Silaban membuat arsitektur nasional dengan gaya yang lebih netral tanpa terpaku dengan salah satu etnik atau suku tertentu. Ia justru menonjolkan ciri tropis dalam bangunan untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.

4. Achmad Noe’man

Tokoh lain dalam pembangunan arsitektur pasca kemerdekaan ada Achmad Noe’man. Ia telah sukses mendirikan PT. Birano dan merancang Masjid Salman. Menurutnya arsitektur tidak hanya berkaitan dengan fungsi saja namun juga masalah sosial dan alam.

Arsitektur yang diciptakannya sangat mengutamakan kenyamanan penggunanya dengan ungkapan bentuk, rupa, dan suasana. Achmad Noe’man merancang secara total perabot dengan struktur dan fasade.

5. Soejoedi Wirjoatmodjo

Renovasi restoran Braga Permai (Maison Bogerijen) dari vila Eropa menjadi bangunan modern adalah proyek pertamanya. Ia juga berhasil memenangkan sayembara gedung yang menjadi tempat konferensi untuk delegasi dari banyak negara yakni Conefo. Rancangannya kental akan nuansa nasionalisme, idealisme, serta kemandirian.

Karya Soejoedi yang memiliki dasar non tradisional inilah yang akhirnya memberikan banyak inspirasi ke para arsitek muda. Karyanya selalu memiliki makna filosofis dengan mengunggulkan keseimbangan alam, manusia, dan lingkungan. Rancangannya terkesan sederhana namun menitikberatkan pada ruang, fungsi, dan bentuk.

6. Han Awal

Tahun 1962-1964 Han Awal memperoleh proyek perencanaan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Han pun juga mendapat proyek besar yakni revitalisasi Kota Inti di Jalan Perniagaan Jakarta. Di dalam bangunan kampusnya, arsitektur pasca kemerdekaan ini menghormati kampus.

Sedangkan dalam proyek revitalisasinya, Han Awal menginterpretasikan radikal mengenai kompleks hunian campuran di pusat kota. Terdapat pembagian secara vertikal yakni bagian bawah sebagai fungsi komersial dan bagian atas sebagai hunian.

Karya Arsitektur Pasca Kemerdekaan

Dari para arsitektur, pelaku seni dan para ahli di kala tersebut, terciptalah berbagai macam bangunan arsitektur. Yang mana hingga saat ini masih bisa dilihat secara langsung, berikut beberapa karyanya:

1. Patung Arjuna Wiwaha

Ialah monumen dengan bentuk patung kereta kuda dengan air mancur. Karya ini bisa ditemui di persimpangan Jalan Medan Merdeka dan Jalan MH Thamrin. Patung ini diciptakan oleh pematung handal dari Bali, Nyoman Nuarta pada tahun 1987.

2. Taman Mini Indonesia Indah

Merupakan proyek dari Soeharto yang dibangun dengan tujuan sebagai pembangunan spiritual untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi pada saat itu. Tempat ini menyediakan bermacam museum yang menampung berbagai hasil budaya dari segala penjuru negeri.

3. Masjid At-Tin

Masjid ini merupakan masjid besar yang berlokasi dalam kawasan TMII dan didirikan dengan prakarsa Tien Soeharto di tahun 1927. Tak hanya itu, Masjid At-Tin dibangun dengan lahan hingga 70 ribu meter persegi sehingga dapat menampung 10 ribu jemaah.

Itulah informasi mengenai arsitektur pasca kemerdekaan yang perlu diketahui. Meskipun baru merdeka namun para arsitek pada zaman tersebut sudah menciptakan arsitektur yang amat memukau dan bahkan menjadi ikon Indonesia.

Leave a Comment