Arah Rumah Terbaik Menurut Beragam Kepercayaan

Menentukan arah rumah saat akan membangunnya adalah proses yang penting. Saat membuat desain, pastikan Anda juga memikirkan dulu arah rumah terbaik dari berbagai aspek.

Misalnya dengan memperhatikan posisi tanah, kemudian perhatikan pula arah dan intensitas sinar matahari yang datang.

Jangan sampai rumah justru tidak nyaman karena banyak mendapat sinar matahari langsung dan membuatnya panas. Bagaimana sebenarnya menentukan arah rumah?

Arah Rumah Menurut Fengshui

Tradisi dari Tiongkok ini masih banyak terpakai sampai sekarang. Percaya atau tidak, masih banyak kontraktor besar yang membangun rumah sesuai ketentuan Fengshui.

Mereka percaya rumah bisa membawa berkah bagi penghuninya jika dibangun sesuai ketentuan Fengshui.

Banyak developer perumahan di Indonesia yang menentukan tata letak perumahannya sesuai kaidah Fengshui.

Menurut tradisi ini, rumah terbaik harus bisa mengalirkan sinar matahari, udara, dan air. Tak lupa, rumah juga harus bisa selaras dengan unsur logam, api, air, kayu, dan tanah.

Ada beberapa kaidah Fengshui yang perlu Anda perhatikan yaitu:

  • Rumah terbaik harus menghadap arah utara dan selatan.
  • Ruang tamu adalah titik sentral dalam sebuah rumah. Jadi, tata letak ruang tamu harus benar-benar Anda perhatikan.

Ibaratnya, ruang tamu tak boleh jelek dan acak-acakan karena nantinya ada banyak orang yang datang berkunjung.

  • Kamar tidak boleh ada di sebelah dapur. Fengshui percaya bahwa kamar yang bersebelahan dengan dapur bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Arah Rumah Menurut Weton Suami Istri

Orang suku Jawa hingga kini masih terpaut dengan weton kelahiran mereka. Bahkan untuk menikah, calon suami dan istri dihitung dulu kecocokan wetonnya.

Jika tidak cocok, bisa saja pernikahan tersebut dibatalkan oleh keluarga. Weton adalah angka perhitungan hari lahir yang memuat 2 unsur.

Pertama adalah unsur hari biasa (Senin – Minggu). Unsur kedua adalah hari pasaran yaitu Pon, Wage, Kliwon, dan seterusnya.

Masing-masing hari memiliki hitungan bilangan sendiri. Dua unsur hari tersebut kemudian dijumlah dan menjadi weton Anda.

Ternyata tradisi perhitungan weton ini juga berpengaruh dalam proses pembangunan rumah. Masyarakat Jawa zaman dulu sangat menghindari arah rumah ke barat atau timur.

Alasannya adalah suhu yang panas dan juga kepercayaan terhadap tradisi. Ketentuan arah rumahnya yaitu:

  • Neptu (jumlah weton) 7-8-13-18 maka rumahnya harus menghadap ke timur atau utara.
  • Neptu 9-14, maka arah rumah terbaik harus menghadap ke timur atau selatan.
  • Neptu 10, maka Anda bisa membangun rumah ke arah barat atau selatan.
  • Neptu 12-17, maka Anda sebaiknya rumah menghadap ke barat atau utara.
  • Neptu 11-15-16, rumah harus menghadap ke arah barat.

Arah Rumah Yang Baik Menurut Islam

Berbeda dengan Fengshui dan Weton, ternyata rumah yang paling baik menurut Islam adalah yang menghadap ke kiblat.

Hal ini nantinya bisa memudahkan tamu untuk mencari arah kiblat ketika sholat. Karena Anda tinggal di Indonesia, maka arah rumah yang baik adalah barat.

Tapi bagaimana dengan intensitas sinar matahari ketika sore? Rumah yang menghadap ke barat memang akan terasa panas saat sore hari.

Karena itu Anda sebaiknya mengakali rumah tersebut dengan beberapa trik berikut ini:

  • Buatlah pintu yang menghadap ke timur agar rumah mendapat sinar matahari pagi.
  • Buat juga banyak jendela agar sirkulasi udara lancar dan menurunkan suhu di dalam rumah.
  • Buat kamar tidur sedemikian rupa, sehingga kepala ketika rebah menghadap ke arah kiblat (barat).
  • Kamar mandi terutama WC tidak boleh menghadap ke kiblat atau membelakanginya. Jadi sebaiknya bangun kamar mandi menghadap arah utara/selatan.
  • Posisi dapur harus berada pada bagian belakang rumah agar tamu tak bisa melihatnya.
  • Jika ada ruang ibadah (mushola) maka pastikan menghadap kiblat dengan tepat.

Arah Rumah Yang Baik Menurut Hindu

Sama dengan Islam, Agama Hindu juga memiliki arah rumah terbaik. Ketika umat Hindu akan membangun rumah, maka mereka akan memastikan arahnya direstui oleh Dewa.

Apalagi umat Hindu dalam kesehariannya selalu lekat dengan aktivitas ibadah. Rumah menjadi lokasi ibadah mereka selain pura.

Masyarakat Bali misalnya selalu mementingkan asas kosali-kosali. Rumah tradisional Bali punya gaya arsitektur yang unik karena memiliki dua fungsi yaitu tempat tinggal dan ruang ibadah.

Ada ketentuan pembangunan yaitu Asta Kosala Kosali. Jika dilihat dari aturan tersebut, maka arah rumah terbaik dalam budaya Hindu didasarkan pada arah pura sembahyang.

Ada 2 arah yang harus Anda pertimbangkan yaitu arah timur sebenarnya dan arah kaja. Menurut aturan tersebut, sebuah rumah tinggal harus memiliki ketentuan sebagai berikut:

  • Posisi dapur yang berhubungan dengan api harus ada di bagian selatan rumah.
  • Ruang untuk sembahyang harus berada di bagian timur sebagai arah dimana matahari nantinya terbit.
  • Sumur yang menjadi sumber kehidupan dan air harus berada di sisi utara rumah atau searah dengan adanya gunung.
  • Masyarakat harus membangun rumah sesuai dengan kastanya. Misalnya rumah Puri untuk kasta Ksatria.
  • Rumah juga terbagi menjadi beberapa bagian utama misalnya jaba (daerah luar).
  • Ada ruang jaba-jero yang menghubungkan bagian luar dengan bagian belakang. Ruangan ini biasa juga Anda kenal dengan ruang tengah.
  • Warna rumah ternyata juga harus mengikuti hierarki kasta pemiliknya. Berbeda kasta, maka beda pula warna yang bisa Anda pilih.

Meskipun awalnya terkesan ribet, tapi mendesain rumah sesuai dengan kepercayaan dan budaya masing-masing akan membawa banyak berkah.

Percaya atau tidak, rumah memang menjadi lebih nyaman jika Anda mencari arah rumah terbaik. Bukan hanya asal membangun sesuai keinginan.

Leave a Comment