Pengertian ADC (Analog to Digital Converter): Fungsi, Jenis, Prinsip Kerja

Istilah ADC memang sangat asing di telinga karena berhubungan dengan komputasi digital sehingga orang awam akan sulit untuk memahaminya. Penjelasan lebih rinci mengenai istilah ini bisa disimak dengan memperhatikan informasi yang akan disajikan berikut:

Pengertian ADC

ADC adalah rangkaian yang mampu mengubah tegangan kontinu yang diubah menjadi nilai biner. Orang yang berkutat di dunia perkomputeran tentu sangat mengenal istilah ADC karena setiap hari menghadapinya. ADC adalah rangkaian yang mampu berinteraksi dengan dunia nyata dengan cara menjadikan sinyal analog ke sinyal digital bentuknya adalah Biner. Bentuk dari ADC ini dibuat dalam bentuk IC dan disambungkan langsung dengan mikrokontroler.

Fungsi ADC

Pada dunia yang nyata, adanya sinyal analog ini muncul dari sensor dan juga sumber gunanya untuk mengukur sinar cahaya, suhu, dan lainnya dengan memberikan nilai yang berubah. Disisi lain, rangkaian digital bekerja dengan memanfaatkan sinyal dinner yang memiliki dua diskrit. Oleh karenanya, diperlukan rangkaian elektronika yang bisa berfungsi untuk mengubah dua domain yang berbeda.

ADC bisa juga diartikan sebagai perangkat yang menjadi jembatan untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital supaya mampu dipahami oleh mikroprosesor dan mikrokontroler. Tidak dapat dipungkiri bahwa ADC ini juga dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan penting. Kedua faktor tersebut adalah Sample Rate dan Resolusi.

Jenis Jenis ADC

Memahami ADC adalah saja tidak cukup untuk memperkaya informasi terkait dengan dunia komputasi. Terdapat beberapa jenis ADC yang bisa disimak demi mengetahui lebih jauh mengenai perangkat elektronika ini. Umumnya, terdapat 3 jenis ADC yang wajib dipahami. Penasaran apa saja? Mari simak informasinya berikut:

1. Counter Ramp ADC

Jenis ADC yang satu ini akan ditemukan rangkaian DAC yang terdapat input dari counter yang berasal dari clock. Nantinya akan ada sistem yang mengontrol sumber clock tersebut sehingga akan lebih terkendali. Cara yang dilakukan untuk mengendalikannya yaitu dengan melakukan AND pada kelaran dari komparatornya.

Bagian komparator ini secara otomatis akan melakukan perbandingan antara masukan analog dengan masukan lainnya yaitu DAC. Ketika mengalami perbedaan makan keluaran komparator tersebut menghasilkan angka sama dengan 1. Kasus demikian akan membuat clock mampu memberikan masukan counter dan tentu saja hitungan counternya pun akan naik.

2. ADC Simultan

Nama lain dari ADC ini yaitu flash converter yang merupakan sebuah input Vi. Nantinya akan dilakukan pengubahan dari Vi ke bentuk digital yang dilakukan secara simultan pada sisi positif dari komparator tersebut. Sisi negatif dari ADC simultan akan disesuaikan dengan ukuran bit converter tersebut.

Apabila dirasa Vi sudah melampaui batas dari tegangan output dan inputnya yang terjadi pada komparator, maka dapat disimpulkan bahwa komparator tersebut dalam kategori tinggi. Lain halnya jika Vi tidak mampu melampaui batas atau bahkan berada pada posisi bawah dapat dipastikan bahwa outputnya rendah.

3. SAR ADC

Konsep dari SAR menggunakan sebuah konfigurasi yang mirip dengan sistem pada counter ramp. Bedanya adalah ketika melakukan trace dengan cara tracking, maka suatu keluarannya mampu menghasilkan kombinasi bit MSB sama dengan 1 => 10000000. Hal tersebutlah yang membedakan jenis ADC ini dengan counter ramp yang telah dijelaskan sebelumnya.

Perbedaan ADC dan DAC

Secara sekilas kedua komponen tersebut memang hampir mirip dilihat dari penyusunan hurufnya. Namun, ternyata keduanya memiliki perbedaan dari banyak sisi. Converter ini memang berguna sebagai penerjemah informasi digital dalam bentuk analog maupun sebaliknya. Guna mengetahui perbedaannya, silahkan simak ulasannya berikut:

1. Berdasarkan Tipe

Tipe yang dimiliki oleh ADC adalah sampling dan resolusi. Kecepatan samplingnya mampu menyatakan sesering apa sinyal analog mampu diubah menjadi sinyal digital pada waktu tertentu. Satuan dari kecepatan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk SPS. Sedangkan, resolusi sendiri menentukan ketelitiannya dari nilai hasil pengubahan ADC.

DAC sendiri memiliki rangkaian tipe berupa Binary Weighted dan R Ladder. Binary weighted tersusun atas beberapa resistor dan juga operational amplifier yang diatur untuk menguatkan penjumlahan non-intervening. Tipe selanjutnya adalah R Ladder yang banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Hanya ada 2 nilai resistor yang nantinya diperlukan pada tipe ini.

2. Berdasarkan Prinsip Kerja

Kedua konverter tersebut tentu saja memiliki prinsip kerjanya masing-masing. Prinsip kerja ADC adalah mengubah sinyal analog menjadi sebuah besaran yang digunakan sebagai rasio perbandingan sinyal input beserta tegangan referensinya. Jelas bahwa keberadaan ADC ini sangat penting keberadaannya sehingga tidak mampu digantikan.

DAC memiliki prinsip kerja untuk mengubah sebuah isyarat analog yang disesuaikan dengan harga dari isyarat digitalnya. Pembangunan DAC ini bisa menggunakan penguat penjumlahan dari intervening pada sebuah operasional amplifier. Nantinya akan diberikan sinyal input yang berbentuk data logika digital berupa angka 0 dan juga 1.

3. Berdasarkan Tujuan Pembuatan

Tujuan dibuatnya ADC ini adalah supaya mampu merubah sinyal dari besaran analog menjadi sinyal digital. Dimana, besaran analog ini akan memiliki sinyal yang presisi apabila memilih sifat. Lain halnya dengan sinyal digital yang sifatnya terputus-putus menjadi suatu besaran dengan presisi yang telah ditentukan.

ADC senantiasa dibuat dengan tujuan mampu memenuhi kebutuhan dari besarnya pengaruh suatu rangkaian elektronik digital yang berkembang pada era ini. Diterapkannya rangkaian digital sangat menunjang sekali dalam proses penyimpanan dan juga penyaluran data. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini begitu banyak data yang terolah dengan baik oleh komputer.

Informasi mengenai ADC adalah beserta dengan pelengkap informasi lainnya tersebut sangat membantu sekali dalam dunia komputasi. Mengingat informasi tersebut sangat penting sehingga tidak boleh jika dilewatkan begitu saja. Silahkan simak penjelasannya dengan saksama agar mampu memahaminya dengan baik.

Leave a Comment