Macam Macam Alat Ukur Tegangan Listrik: Pengertian dan Fungsinya

Alat ukur tegangan listrik terdiri dari berbagai macam jenis dan digunakan dengan cara yang berbeda. Mengetahuinya sangat penting karena kita menggunakan banyak barang elektronik sehari-hari..

Pengertian Alat Ukur Tegangan Listrik

Alat ukur tegangan listrik adalah alat yang berguna dalam pengukuran besaran listrik yang meliputi arus listrik, hambatan listrik, serta beda potensial listrik.

Alat untuk mengukur besaran listrik ini pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni analog dan digital.

Alat ukur listrik jenis analog menampilkan hasil sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum pada alat sehingga pengguna harus membaca sendiri hasil pengukuran yang ditampilkan.

Sedangkan untuk alat ukur listrik digital hasilnya akan keluar secara otomatis pada layar yang ada di alat tersebut.

Macam-macam Alat Ukur Listrik dan Fungsinya

Alat ukur listrik tersedia dalam berbagai jenis. Berdasarkan fungsinya, alat tersebut digolongkan ke dalam beberapa jenis seperti yang ada di bawah ini.

1. Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur dan mengetahui besaran arus listrik. Arus listrik yang biasanya diukur dengan alat ini ada dua macam, yakni arus AC dan arus DC.

Amperemeter AC digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada rangkaian listrik seri atau AC.
Sementara itu, amperemeter DC dipakai untuk mengetahui besar arus listrik pada rangkaian listrik paralel atau DC.

Amperemeter jenis ini juga bisa mengukur kuat arus listrik DC yang dipasang secara seri. Untuk memakai alat ini, amperemeter bisa dipasang secara seri atau berderet dengan memotong penghantar.

Tujuan dilakukannya pemotongan pada penghantar ini adalah untuk memastikan arus listrik bisa mengalir dengan baik ke amperemeter.

Fitur pengukuran yang terdapat pada amperemeter ini terdiri dari sebuah skala ukur dengan angka maksimal yang nilanya bisa berbeda tergantung brand yang membuat.

Selain itu, amperemeter memiliki batas ukur yang nantinya berperan penting dalam menghitung hasil pengukuran kuat arus.

2. Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur listrik untuk mengetahui besaran tegangan yang dihasilkan antara dua titik pada suatu rangkaian listrik.

Sama seperti amperemeter, voltmeter juga memiliki batasan dalam pengukuran atau batas maksimal dari tegangan yang diukur menggunakan alat ini.

Apabila tegangan listrik yang diukur ternyata melebihi batas maksimal dari alat ukur tegangan listrik ini, maka voltmeter akan rusak.

Alat ini dilengkapi dengan tiga buah lempengan tembaga yang dipasang pada bakelit. Ketiga lempengan tersebut juga dirangkai dalam tabung kaca serta plastik.

Lempengan yang posisinya berada di luar memiliki fungsi sebagai anoda. Sementara itu, lempengan tembaga yang berada di tengah memiliki fungsi sebagai katoda.

Dalam praktik penggunaannya, voltmeter disusun secara paralel terhadap suatu objek yang akan diukur pada suatu rangkaian.

3. Ohm Meter

Ohm meter merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui atau mengukur hambatan listrik yang ada pada sebuah rangkaian tertutup.

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan alat ini nantinya akan ditampilkan dalam satuan ohm, maka alat ukur tegangan listrik yang satu ini dinamakan dengan ohm meter.

Alat ini didukung dengan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir melalui hambatan listrik.

Setelah itu, ohm meter akan mengkalibrasikan hasil yang didapatkan oleh alat tersebut ke dalam satuan ohm.

Ohm meter bekerja dengan mekanisme menghasilkan aliran internal sehingga alat ini didukung dengan penggunaan baterai. Alat ini juga memiliki dua ujung, yakni ujung merah dan ujung hitam.

Dalam penggunaannya, ujung merah dihubungkan ke terminal positif. Sedangkan, ujung hitam akan dihubungkan ke terminal negatif.

Ohm meter akan melakukan pengukuran penurunan tegangan ketika arus mengalir dari baterai kemudian melalui unit.

4. Watt Meter

Watt meter ialah alat yang mampu melakukan kegiatan pengukuran daya listrik pada sebuah rangkaian secara langsung serta mendukung penggunaan pada dua jenis arus, yakni searah maupun bolak-balik.

Alat ukur tegangan listrik yang satu ini memiliki dua jenis kumparan, yakni kumparan tegangan dan kumparan arus.

Adanya dua kumparan tersebut membuat medan magnet yang dihasilkan alat ini sangat bergantung pada besaran arus yang mengalir.

Jika arus yang mengalir pada kumparan semakin besar, maka medan magnet yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Kondisi tersebut bisa menimbulkan terjadinya gaya tolak pada watt meter sehingga kumparan tegangan atau jarum akan berputar ke arah kanan.

Setelah jarum berhenti bergerak, maka pengguna tinggal membaca angka yang ditunjuk oleh jarum pada skala ukur watt meter.

Cara penggunaan watt meter terbilang mudah sehingga cukup umum digunakan dalam aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan kelistrikan.

5. Multimeter

Multimeter atau yang juga dikenal dengan nama avo meter adalah alat ukur listrik yang dipakai untuk mengukur arus listrik, tengangan listrik, dan hambatan listrik.

Alat ini pun bisa dipakai untuk mengukur rangkaian listrik AC maupun DC.Multimeter cukup populer penggunaannya dan disukai oleh banyak orang karena bisa digunakan dengan lebih mudah dan praktis.

Selain itu, alat ini bisa melakukan proses pengukuran dengan cepat.

Sebelum memakai multimeter, Anda perlu terlebih dahulu mengatur apakah alat ini akan dipakai untuk mengukur arus, tegangan, atau hambatan listrik.

Arahkan ujung merah pada alat ukur tegangan listrik ini ke terminal positif dan ujung hitam ke terminal negatif.

Kemudian, bacalah hasil pengukuran pada skala yang ditunjuk oleh jarum.

Masing-masing alat ukur tegangan listrik memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pilihlah alat ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan pahamilah cara kerjanya agar bisa melakukan pengukuran dengan benar dan akurat.

Leave a Comment