Dalam proses pengolahan logam zaman dahulu, ada dua teknik yang umumnya dikenal. Salah satunya adalah teknik bivalve, yang telah digunakan dalam membuat berbagai barang yang terbuat dari logam. Ulasan kali ini akan membahas pengertian teknik bivalve secara lengkap.
Jika pembaca pernah melihat kue yang dibentuk dengan menggunakan dua cetakan yang disatukan, maka kira-kira seperti itulah teknik bivalve. Langsung saja, berikut informasi lengkap mengenai teknik bivalve, mulai dari pengertian hingga hasilnya.
Daftar Isi
Pengertian Teknik Bivalve
Teknik bivalve adalah teknik yang digunakan untuk mengolah logam dengan menggunakan dua cetakan yang disatukan. Kedua cetakan tersebut kemudian diikat dengan tali agar lebih ketat. Lalu, logam dituangkan pada lubang yang berada di atas cetakan.
Dalam bahasa Inggris, Bivalve merujuk pada kelas moluska yang memiliki anatomi kerang-kerangan. Karena pada umumnya kerang memiliki dua keping yang dapat menyatu, dari situ lah teknik bivalve dinamakan. Bivalve juga terdiri dari dua kata yaitu bi (dua) dan valve (kepingan).
Teknik bivalve merupakan teknik yang simpel dan sederhana untuk ditiru, berbeda dengan teknik lain seperti a cire perdue. Seniman yang menerapkan teknik ini hanya memerlukan keterampilan dalam melakukan pandai besi, dan beberapa material yang dibutuhkan untuk mengolah logam.
Proses Pengolahan Logam Dengan Teknik Bivalve
Setelah memahami pengertian teknik bivalve, sekarang waktu untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan logam dengan teknik ini. Seperti yang dijelaskan, teknik yang dilakukan cukup sederhana, sehingga seniman tidak membutuhkan waktu terlalu lama dalam proses pembuatan. Berikut langkah-langkah yang dijalankan:
- Mula-mula, seniman harus pandai dalam membuat cetakan dari barang yang ingin dibuat. Untuk membuat cetakan, seniman dapat menggunakan material yang mudah dibentuk dan fireproof seperti plester atau kerikil.
- Material kemudian dibentuk layaknya cetakan dua sisi yang nantinya akan disatukan untuk membentuk barang. Jika teknik ini digunakan untuk membuat ulang barang yang sudah jadi, maka seniman dapat melapisi barang dengan bahan cetakan.
- Kedua sisi cetakan yang dibentuk kemudian diikat dengan beberapa tali agar tidak lepas saat proses penuangan logam dilakukan. Tali dapat terbuat dari bahan kuat dan tidak mudah lepas.
- Setelah kedua sisi cetakan dieratkan, pastikan jika bagian atas cetakan memiliki lubang tempat penuangan logam. Seniman dapat melakukan tes terlebih dahulu apakah lubang benar-benar sampai di bagian dalam cetakan.
- Logam cair yang sudah meleleh kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Dalam kasus ini, anggap saja logam yang digunakan adalah perunggu. Pastikan jika cetakan sudah terikat dengan ketat sebelum menuangkan perunggu.
- Pada tahap selanjutnya, perunggu dalam cetakan kemudian didinginkan hingga benar-benar dingin.
- Jika sudah dingin, cetakan dapat segera dibuka dengan mudah. Seniman dapat melakukan finishing touch dengan melapisi barang dengan patina untuk mempercantik warna perunggu.
Barang yang dicetak, kini dapat dipajang atau digunakan sesuai keinginan. Cetakan yang sebelumnya dipakai, masih dapat digunakan kembali jika seniman ingin membuat barang yang sama berkali-kali.
Kelebihan Menggunakan Teknik Bivalve
Jika pembaca menerapkan teknik bivalve untuk membuat barang yang terbuat dari logam dan material lainnya, maka ada kelebihan yang diberikan. Apa saja kelebihan yang ditawarkan dengan teknik bivalve? Berikut jawabannya:
- Proses yang dilakukan tidak terlalu rumit dan dapat dipraktikkan. Namun sebelum melakukan teknik ini, pembaca perlu berhati-hati, apalagi ketika menuangkan logam yang sangat panas. Pembaca dapat menemui pandai besi yang lebih berpengalaman untuk membantu.
- Cetakan dapat digunakan berulang-ulang kali. Perlu diperhatikan jika bahan material yang digunakan dalam membuat cetakan, akan menentukan berapa kali cetakan dapat digunakan kembali.
- Barang dapat dibuat dalam jumlah yang banyak secara cepat. Barang-barang yang menggunakan teknik bivalve biasanya barang sederhana seperti perhiasan, kalung, atau patung berukuran kecil.
Kekurangan Menggunakan Teknik Bivalve
Sayangnya, jika pembaca menggunakan teknik bivalve, maka ada kekurangan yang perlu dipikirkan matang-matang. Seperti pada umumnya, setiap teknik memiliki kekurangannya masing-masing. Berikut kekurangan dalam menggunakan teknik bivalve:
- Barang dapat memiliki rongga di bagian tengahnya. Hal ini terjadi karena pada dasarnya, seniman hanya mengandalkan tali untuk mengikat dua cetakan. Berbeda dengan teknik lain yang tidak menggunakan dua sisi cetakan.
- Teknik susah dipraktikkan untuk barang berukuran besar. Hal ini karena seniman akan memerlukan ekstra tenaga untuk membuat dua sisi cetakan berukuran besar. Tali yang dibutuhkan akan semakin banyak dan lebih kuat.
- Material cair bisa keluar dari cetakan. Karena itu, pastikan jika kedua sisi cetakan benar-benar menyatu tanpa ada celah bagi cairan untuk keluar.
Contoh Hasil Dari Teknik Bivalve
Karena teknik bivalve digunakan dari masa ke masa, maka tentunya ada hasil yang membuktikan penggunaan teknik tersebut. Setelah mengetahui pengertian teknik bivalve dan baik tidaknya teknik tersebut, berikut macam-macam hasil dari teknik bivalve:
- Kapak perunggu upacara atau dikenal dengan istilah kapak corong. Kapak ini memiliki rongga di tengahnya, sehingga teknik bivalve cocok diterapkan dalam membuat kapak ini.
- Mata panah yang digunakan sebagai senjata. Dengan ukuran yang kecil, dan bentuknya yang simetris, maka mata panah dapat dibuat dengan teknik bivalve. Perlu diperhatikan jika teknik ini digunakan pada mata panah yang terbuat dari logam.
- Berbagai macam perhiasan. Pada zaman dahulu, perhiasan-perhiasan seperti cincin dan gelang dapat ditempa dengan menggunakan teknik bivalve.
- Patung berukuran kecil. Teknik bivalve juga diterapkan pada patung yang tidak terlalu besar. Tidak hanya itu, metode ini juga dapat dipraktikkan untuk membuat patung yang memiliki lubang di tengahnya.
Demikian penjelasan lengkap mengenai pengertian teknik bivalve yang digunakan untuk mengolah logam dan material lainnya. Disamping kemudahan yang ditawarkan, teknik ini memiliki kekurangan yang tidak dapat dihindari. Semua tergantung pada apakah pembaca berhati-hati menggunakan teknik ini atau tidak.