Ohmmeter merupakan sebuah alat yang tidak asing di telinga orang-orang yang sudah terbiasa bekerja dengan sistem kelistrikan. Alat apakah ini dan apa saja fungsinya?
Daftar Isi
Pengertian Ohmmeter
Ohmmeter adalah suatu perangkat atau alat elektronik yang dirancang untuk membantu melakukan pengukuran terhadap suatu resistensi yang terdapat di segala jenis objek.
Fungsi Ohmmeter
Ohmmeter berfungsi untuk mengukur resistansi atau hambatan listrik. Resistansi diukur dalam satuan yang disebut ohm, yang disimbolkan oleh huruf Yunani omega (Ω).
Definisi umum satuan ohm sendiri adalah jumlah resistansi yang diperlukan untuk memungkinkan satu ampere arus mengalir ketika satu volt potensial diterapkan ke rangkaian.
Jenis Jenis Ohmmeter
Ohmmeter tersedia dalam 2 jenis berbeda. Keduanya sering dipakai oleh mereka yang sudah ahli dalam bidang elektro. Jenis pertama adalah ohmmeter analog dan jenis kedua adalah ohmmeter digital.
1. Ohmmeter Analog
Jenis yang pertama ini mempunyai model penghitungan yang bersifat manual tetapi lebih sederhana untuk dibaca. Di alat ini terdapat sebuah jarum ukur yang akan berhenti di angka tertentu.
Pengguna alat ini perlu membaca dengan detail dan jeli angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Biasanya, jenis alat pengukur yang satu ini lebih sering dipakai untuk memperbaiki komputer dan TV.
2. Ohmmeter Digital
Jenis berikutnya mempunyai tingkat akurasi yang jauh lebih akurat dan mendetail. Alat pengukur ini mampu menghasilkan hambatan yang mempunyai tambahan satuan lebih terperinci.
Selain itu, pilihan pengukuran yang dimilikinya juga lebih variatif jika dibandingkan dengan jenis yang pertama yaitu analog. Tapi model yang satu ini tetap mempunyai satu kekurangan.
Kekurangan yang dimiliki oleh alat pengukur jenis digital ini adalah sulit untuk melakukan monitoring, terlebih lagi ketika voltasenya naik turun atau tidak stabil.
Bagian Bagian Ohmmeter
Alat yang satu ini mempunyai 5 bagian utama yang sangat penting dan berperan dalam membantu pengukuran. Berikut ini berbagai bagian penting yang ada dalam alat pengukur ini.
1. Sekrup
Bagian yang pertama ini mempunyai fungsi yang penting, yaitu melakukan pengaturan terhadap kedudukan sebuah jarum meter. Sebelum pengujian dilakukan, jarum penunjuk seharusnya berada di posisi nol.
Sekrup bisa diputar untuk diarahkan agar jarum penunjuk yang dimaksudkan bisa berada di posisi yang seharusnya. Pemutaran sekrup bisa dilakukan menggunakan obeng berukuran kecil yang pipih.
2. Zero Ohm Adjustment
Bagian berikutnya adalah tombol yang gunanya adalah untuk melakukan pengaturan terhadap jarum meter sehingga bisa tetap berada di posisi zero atau nol.
Tombol ini mempunyai peranan yang sangat penting karena mampu membantu alat pengukuran memperoleh hasil pengukuran dengan akurasi yang lebih tinggi.
3. Saklar
Saklar pemilih mempunyai nama lain yaitu Range Selector Switch. Fungsi dan tujuan dari bagian yang satu ini adalah untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukuran.
4. Lubang kutub negatif dan positif
Lubang ini mempunyai fungsi untuk memasukkan ujung kabel atau test lead. Kabel yang warnanya merah bisa ditancapkan di kutub positif atau (+). Kabel yang warnanya hitam ditancapkan di bagian kutub negatif atau (-).
5. Probe (-) dan (+)
Probe merupakan kabel atau test lead. Ada dua jenis kabel yang berbeda, yaitu merah dan hitam. Kedua kabel tersebut mempunyai kutub yang arahnya berlawanan, yaitu negatif dan positif.
Cara Menggunakan Ohmmeter
Untuk menggunakan alat pengukur yang satu ini, Anda harus terlebih dahulu mematikan seluruh daya di setiap rangkaian yang akan diuji. Caranya adalah dengan memutuskan semua sambungan listrik yang ada.
Tujuan dari langkah di atas adalah untuk memperoleh nilai akurasi paling tepat dan untuk menjaga keselamatan pengukur. Berikut adalah langkah-langkah berikutnya.
- Pilih salah satu jenis alat ukur yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, bisa menggunakan alat ukur digital maupun jenis analog.
- Kabel timah untuk menguji harus dimasukkan ke soket meteran. Kabel ini biasanya sudah ditandai, warna merah menandakan kutub positif dan warna hitam menandakan kutub negatif.
- Pastikan meteran sudah berada di angka nol. Anda harus selalu memperhatikan resistensi nol di ketika dua ujung probe mulai tersambung antara satu dengan yang lain.
- Pilih rangkaian atau perangkat listrik yang akan ingin Anda uji tingkat resistensinya. Sentuhkan salah satu probe ke bagian ujung rangkaian listrik.
- Kemudian tempelkan ujung lainnya ke bagian ujung berbeda. Pastikan Anda mencatat hasil pengukuran resistansi tersebut.
- Anda juga bisa mengecek resistansi kabel atau cabang rangkaian listrik. Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk melihat adanya konsleting listrik atau kerusakan terbuka yang ada di rangkaian listrik.
- Kalau muncul Ohm tidak terbatas atau Infinite Ohm, artinya ada komponen yang terbakar atau sudah terjadi kerusakan di bagian konduktor sehingga arus listrik tidak bisa mengalir karena jalurnya tidak ada.
- Setelah selesai menggunakan ohmmeter, Anda harus memastikan alat ini sudah berada dalam kondisi Off. Kalau Anda meninggalkannya dalam kondisi On, bisa terjadi konsleting di bagian probe.
Setiap kali selesai menggunakan alat ini, Anda perlu melakukan kalibrasi ulang. Kalibrasi ulang bisa dilakukan setiap kali perpindahan nilai range dilakukan dari x1 hingga ke x10.
Setiap perpindahan pada auto range mempunyai nilai tahanan yang tidak sama. Kalibrasi ulang bisa membantu menjaga bahan ukur agar tetap bagus kondisinya.
Alat yang satu ini mempunyai layar digital. Layar digitalnya dilengkapi dengan jarum jam yang berfungsi untuk menunjukkan skala.
Selain itu, penting untuk melakukan uji coba alat ini pada suatu benda yang sudah Anda ketahui nilai hambatannya. Melakukan kedua langkah tersebut bisa membantu mendapatkan alat yang berkualitas.
Biasanya, ohmmeter ini dijual dengan harga yang cukup murah atau terjangkau.
Meskipun terjangkau, alat pengukuran yang satu ini mempunyai tingkat akurasi lumayan tinggi. Agar bisa mengetahui kualitas alat ini, Anda perlu mengecek kondisi baterainya terlebih dahulu.