Apa Itu Beton? Jenis, Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan

Gedung-gedung, jalan, maupun jembatan memanfaatkan material beton untuk menghasilkan konstruksi berkualitas.

Material ini merupakan campuran dari agregat kasar dan halus yang pada akhirnya mengeras jika bereaksi dengan air. Sebenarnya, apa saja keunggulan dari material tersebut?

Pengertian Beton

Beton adalah material penting dalam dunia konstruksi, seakan menjadi bahan baku wajib untuk menciptakan kekuatan struktur dan membuatnya lebih tahan lama.

Pengertian Beton Menurut Para Ahli

Berikut ini pengertiannya yang dirangkum berdasarkan para ahli:

1. Asroni

Material yang dibentuk oleh pengerasan campuran dari air, semen, agregat halus dan kasar, dan terkadang ditambahkan admixture dalam memperbaiki kualitasnya.

2. McCormac

Suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, maupun agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan pasta yang terbuat dari air dan semen. Campuran tersebut membentuk massa mirip batuan.

Kadang-kadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan agar menghasilkan karakteristik material tertentu demi kemudahan dalam pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.

3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Campuran semen portland atau jenis hidrolis lainnya, agregat halus dan kasar, air, serta dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).

Komposisi Beton

Beton sebenarnya terbuat dari beberapa bahan atau komposisi, yang membuatnya menjadi material yang sangat kuat dibanding material di kelasnya. Ketahui komposisinya melalui informasi berikut:

1. Semen Portland

Menjadi material yang bekerja mengikat agregat sehingga berubah menjadi pasta ketika sudah dicampur menggunakan air.

Seiring pemrosesan berdasarkan panas dan waktu, campuran ini mampu menghasilkan pengerasan pada pasta yang ada.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, semen yang menjadi bahan dasar beton terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

  • Jenis I sebagai bahan baku konstruksi umum tanpa memerlukan persyaratan khusus layaknya jenis semen lainnya.
  • Jenis II untuk bahan konstruksi yang membutuhkan ketahanan terhadap panas sedang maupun sulfat.
  • Jenis III sebagai komponen konstruksi dengan persyaratan kekuatan awal lebih tinggi.
  • Jenis IV disyaratkan bagi konstruksi atau bangunan dengan panas hidrasi lebih rendah.
  • Jenis V bagi konstruksi yang membutuhkan syarat sangat tahan dalam melalui senyawa sulfat.

2. Agregat

Berupa butiran mineral alami dan berfungsi sebagai material pengisi dari campuran di kisaran 70% dari volume mortar.

Secara umum, agregat yang menyusun mortar diharapkan memiliki sifat kemampatan tinggi sehingga volume pori-pori dan material pengikat yang diperlukan jauh lebih sedikit.

Berdasarkan SNI, agregat dibagi lagi menjadi empat zone atau daerah, yaitu zone I kasar, zone II agak kasar, zone III agak halus, dan zone IV halus.

3. Air

Selain bekerja sebagai bahan reaksi dengan semen, nyatanya air juga menjadi pelumas bagi sela-sela agregat supaya bisa dipadatkan dan dikerjakan dengan baik.

Air yang akan dipakai sebagai materi pencampuran harus memenuhi kriteria berikut:

  • Kandungan lumpur maksimal 2 gr/liter
  • Garam yang berpotensi merusak tidak lebih dari 15 gr/liter
  • Tidak mengandung klorida lebih dari 0,5 gr/liter
  • Senyawa sulfat maksimal 1 gr/liter

Jenis-Jenis Beton

Ternyata, material yang digunakan di berbagai macam konstruksi bangunan ini terdiri dari berbagai macam dan jenis. Apa saja jenis-jenisnya? Berikut ulasan lengkapnya:

1. Beton Ringan

Biasa disebut juga dengan lightweight concrete yang memanfaatkan agregat bobot ringan sekaligus aditif sejenis foam agent.

Hal tersebut dilakukan supaya gelembung udara terbentuk di bagian dalam. Jenis ini bisa ditemukan pada bata ringan dan batako styrofoam.

2. Non-pasir

Porous atau pervious menggunakan bahan baku tanpa pasir serta hanya terdiri dari semen, kerikil, dan air.

Bersifat permeabilitas tinggi agar mampu mengalirkan air menuju lapisan di bawahnya. Contohnya adalah kolom dan struktur ringan.

3. Beton Hampa

Disebut hampa karena diambil dari cara pembuatannya, yaitu dengan menyedot air pengencer adukan menggunakan vacuum machine khusus.

Kekuatannya yang sangat tinggi banyak dipakai oleh proyek gedung tinggi.

4. Beton Bertulang

Merupakan jenis yang dihasilkan dari pencampuran antara adukan beton dengan tulangan baja untuk meningkatkan kekuatannya terhadap gaya tarik.

Tergolong sangat umum dipakai pada konstruksi kolom bangunan, pelat lantai, jembatan, dan jalan.

5. Pra-tegang

Tulangan baja yang akan dimasukkan harus ditegangkan dahulu sebelum diolah menjadi jenis yang satu ini.

Tujuannya adalah menghindari terjadinya keretakan ketika menahan beban lenturan dalam kapasitas besar. Contoh penerapannya adalah penyangga struktur bangunan bentang lebar.

6. Pra-cetak

Biasanya lebih populer dengan industri precast dan dibangun di tempat lain supaya kualitasnya semakin baik.

Latar belakang pembuatannya adalah kurangnya tenaga kerja atau lokasi proyek yang tidak terlalu luas. Material ini kerap ditemui diproduksi oleh perusahaan pengadaan material.

7. Massa

Biasanya dibuat dalam jumlah yang cukup banyak dengan penuangan sangat besar melebihi rata-rata.

Ukuran dimensinya lebih dari 60 cm dengan perbandingan dari volume maupun luas permukaan sangat besar. Umumnya, dimanfaatkan dalam bendungan, pilar, dan pondasi.

8. Cyclop Concrete

Mengaplikasikan agregat berukuran besar untuk mengisi tambahannya kemudian dicampurkan dengan adukan normal.

Ukuran permukaan agregat bisa mencapai 20 cm serta digunakan pada jembatan, bendung, dan bangunan air lainnya.

9. Serat

Disusun dengan memasukkan serat-serat tertentu ke dalam adukan normal beton dalam mencegah terjadinya keretakan.

Contoh serat yang biasa dipakai adalah plastik, kawat baja, tumbuhan, maupun asbes.

Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan

Inilah kelebihan yang biasa ditemui pada material, termasuk karakteristik dan hasil aplikasinya pada sebuah konstruksi:

  • Lebih mudah dicetak sesuai kebutuhan dan bisa diulang-ulang agar lebih efektif.
  • Material yang masih segar mudah dipompakan untuk dituang.
  • Tahan api dan aus sehingga perawatannya mudah.
  • Material segar juga mudah disemprotkan atau diisikan ke beton lama yang retak untuk memenuhi keperluan perbaikan.
  • Mampu menahan gaya tekan dengan optimal.

Kekurangan Beton

Sedangkan, kekurangan dari material ini adalah sebagai berikut:

  • Masih memerlukan baja tulangan supaya tidak mudah retak.
  • Perlu ketelitian untuk menghasilkan beton kedap air.
  • Sifatnya cenderung getas.
  • Beton keras mudah mengembang serta menyusut akibat perubahan suhu.

Penggunaan Beton di Indonesia

Di Indonesia sendiri, material ini banyak dipakai menjadi material atau komponen utama dalam pembangunan.

Infrastruktur yang dimaksud, terdiri dari jembatan, jalan, saluran irigasi, bendungan, hingga pengaman pantai.

Keunggulannya sangat cocok dengan kebutuhan dalam negeri. Namun, hal ini justru mendorong adanya tuntutan bagi mortar untuk terus berkembang menyesuaikan kebutuhan konstruksi.

Berbagai aturan soal pemakaian material telah tercantum di dalam Standar Nasional Indonesia dan terbaru di 2019.

Sebagai material dengan segudang keunggulan dan performa yang terus meningkat, beton memang cocok menjadi komponen dominan bagi sebuah proyek konstruksi.

Pembangunan infrastruktur yang sedang naik daun dapat didukung dengan adanya material yang satu ini.

Leave a Comment